‘Lord of the Rings’ season 2 dari Amazon Prime mencuri perhatian publik dan menjadi berita utama ketika pindah lokasi syuting dari New Zealand ke Inggris dan telah menetapkan lokasi pertamanya di sana.
Perpindahan ini menjadi sangat penting mengingat relokasi Inggris menandai pertama kalinya proyek live action ‘Lord of the Rings’ modern, proyek on screen diproduksi di luar New Zealand, termasuk trilogi ‘The Hobbit’. Hal ini menimbulkan kekecewaan besar bagi sektor produksi di New Zealand.
Sumber yang dekat dengan produksi mengatakan bahwa Bray Film Studios dan Bovingdon Airfield akan menjadi fasilitas produksi awal yang digunakan untuk anggaran serial yang besar. Pra produksi akan dijadwalkan mulai pada pertengahan tahun 2022.
Berada di Maidenhead, sebelah barat London, Bray Film Studios menguasai hampir 54.000 kaki persegi dan backlot 183.000 kaki persegi. Film ‘Mamma Mia’ dan ‘Rocketman’ termasuk di antara produksi yang menggunakan studio ini, serta serial ‘Bodyguard’ dan ‘Dracula’.
Sementara itu, Bovingdon Airfield memiliki lahan terbuka seluas 60 hektar di barat laut London di Hertfordshire. Film yang pernah syuting di sana ada termasuk film ‘Justice League’ dan ‘Fast and Furious 6’, sementara ITV Studios juga memiliki fasilitas di tempat, di mana raksasa hiburan ‘Dancing on Ice’ difilmkan.
Dengan ekspektasi produksi yang sebesar itu, akan lebih banyak lokasi syuting untuk ‘Lord of the Rings’ yang akan dicari pada waktunya.
Amazon mengkonfirmasi awal tahun ini tentang penayangan perdana musim 1 di seluruh dunia pada 2 September 2022, dengan episode yang akan diluncurkan setiap minggu.
Acara ini diambil untuk beberapa musim ketika pertama kali diminta pada tahun 2017. Syuting pada musim 1, yang dirumorkan menelan biaya sekitar $450 juta (sebagai perbandingan, anggaran gabungan untuk tiga film asli Peter Jackson adalah $281 juta), dan selesai pada 2 Agustus, walaupun pasca produksi akan berlanjut di New Zealand hingga Juni 2022.
Amazon sangat menjaga ketat plot cerita untuk serial ini, termasuk judul resminya. Yang diketahui hanya serial ini akan terjadi saat masa yang disebut Second Age, ribuan tahun sebelum peristiwa dalam buku ‘The Lord of the Rings’ dan ‘The Hobbit’.
Serial ini mengikuti pemeran ansambel karakter, baik yang sudah dikenal maupun yang baru, saat mereka menghadapi kemunculan kembali kejahatan yang telah lama ditakuti di Middle-earth.
Dilansir dari Variety, Dan Grabiner, head of originals di Amazon Studios UK, sebagai bagian dari cerita tentang ledakan produksi di Inggris mengatakan bahwa perpindahan lokasi ke Inggris juga berbicara tentang kedalaman bakat, reputasi, keterampilan, dan infrastruktur.
Menurutnya, ini adalah produksi dengan skala besar, dan untuk membuat proyek ini berhasil, dibutuhkan orang orang kelas dunia dengan talenta kelas dunia pula untuk mengerjakannya.
Pembuatan film ‘Lord of the Rings’ sedang bersiap saat Amazon menanamkan lebih jauh lanskap Inggris di dalam produksi. Pertunjukan tentpole seperti ‘Good Omens’, ‘Anansi Boys’, ‘Citadel’, dan ‘The Power’ semua film di sekitar Inggris juga menyebut Inggris sebagai rumah drama yang akan datang ‘The Rig’, ‘The Devil’s Hour’, dan ‘Jungle’.
Serial ‘Lord of the Rings’ dipimpin oleh showrunner dan produser eksekutif J.D. Payne dan Patrick McKay. Mereka bergabung dengan eksekutif produser Lindsey Weber, Callum Greene, J.A. Bayona (yang juga menjadi sutradara serial ini), Belén Atienza, Justin Doble, Jason Cahill, Gennifer Hutchison, Bruce Richmond, dan Sharon Tal Yguado, co-executive producer dan director Wayne Che Yip, sutradara Charlotte Brändström, dan produser Christopher Newman. Ron Ames adalah co-produser.