Simak fakta menarik dari bioskop tua di Singosaren Matahari Solo, tempat nonton bareng ‘Pengabdi Setan 2: Communion’.
‘Pengabdi Setan 2: Communion‘ tak henti menjadi buah bibir masyarakat tiap harinya. Setelah torehan jumlah penonton yang fantastis, kini Joko Anwar dan kawan-kawan akan melangsungkan nobar (nonton bareng) di bioskop tua yang terletak di Singosaren Matahari Solo, Jawa Tengah.
Kegiatan nobar tersebut akan berlangsung pada hari Minggu, 14 Agustus, 2022, pukul 18.00 WIB hingga 20.30 WIB.
Caranya gampang. Mereka yang sudah pernah menonton ‘Pengabdi Setan 2: Communion’ bisa mengikuti kegiatan nobar ini dengan menunjukkan tiket yang sudah dipakai.
Nah, mengenai bioskop tua ini sendiri, ada fakta-fakta apa, sih, yang menyelimuti bioskop Singosaren Matahari?
Bioskop pertama di dalam mall
Bioskop Singosaren Matahari Solo ternyata pernah jadi pencetak sejarah sebagai bioskop pertama di Solo yang berlokasi di dalam mall. Dibangun pada tahun 1988, bioskop ini awalnya memiliki nama studio 1.2.3.
Menurut pengakuan Ari Headbang, Pemerhati Sejarah Bioskop Kota Solo, kepada TribunSolo, bioskop ini juga, pada masanya, masuk ke dalam kategori kelas 1 yang mampu menghadirkan konsep Cineplex.
Artinya, terdapat lobi luas dan mewah, tempat duduk nyaman dan eksklusif, dukungan teknis di dalam studio yang mumpuni, serta kemewahan-kemewahan lainnya.
Sempat berhenti akibat kerusuhan 98
Pada tahun 1998, Singosaren Matahari terkena imbas dari kerusuhan 98. Menurut pengakuan saksi pada saat peristiwa berlangsung, gedung tersebut dihancurkan, dijarah, dan dibakar oleh massa.
Studio 1.2.3 menjadi salah satu tempat yang terdampak. Akhirnya, mereka memutuskan untuk berhenti beroperasi sampai pada tanggal 22 Desember 2000 kembali lagi dengan nama Studio 1.2.
Berhenti beroperasi sejak 2013
Bioskop tua ini terakhir kali beroperasi pada akhir tahun 2013, tepatnya pada bulan Desember. Menurut informasi yang didapat dari salah satu pengunjungnya, ketidakmampuan pengelola untuk memperpanjang kontraknya menjadi alasan bioskop ini berhenti beroperasi.
Meski demikian, iklan akan bioskop ini masih terpampang di koran lokal pada bulan Maret 2014. Namun, film yang dipasarkan adalah film yang sama seperti beberapa bulan silam.
Siapa pengelola dari bioskop ini?
Singosaren Matahari Solo awalnya adalah sebuah pasar tradisional yang akhirnya dialihfungsikan menjadi pasar modern. Para pedagang yang berjualan di situ pun dipindah ke Pasar Kadipolo.
Setelah menjadi pasar modern, pengelola dari mall ini terbagi menjadi dua. Di lantai dasar, Dinas Pengelola Pasar (DPP) Kota Solo bertanggung jawab akan kios-kios di dalamnya, dan untuk lantai-lantai lainnya dikelola oleh pihak ketiga.
Ada sensasi yang berbeda di lantai bioskop itu
Walaupun sudah tidak beroperasi, lantai tempat bioskop tersebut berada masih dihuni oleh beberapa kios yang berjualan. Ada yang berjualan HP beserta pernak-perniknya.
Sensasi yang berbeda dari lantai bioskop itu berada pada perjalanan ke toiletnya. Menurut pengakuan salah satu warganet di Twitter, jalan yang harus dilalui adalah sebuah lorong dengan lampu remang-remang, dihiasi suara tetes air, serta lantai pecah dan kondisi plafon yang mengenaskan.
Rasanya tidak ada sensasi yang bisa mengalahkan nonton film ‘Pengabdi Setan 2’ di tempat tua seperti itu kan?