Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • All
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Klinik Kecantikan Lumina Aesthetics Kini Hadir dengan Fasilitas dan Layanan Terlengkap di Bali

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Sambut Tahun Baru Cina, Studio Ghibli Buat Karakter Kerbau Injak Corona

    Daft Punk

    Daft Punk Rilis Versi Ekstended Soundtrack Tron Legacy

    Last Of Us 2

    Ini Dia Daftar Lengkap Pemenang The Game Awards 2020

    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

As the Gods Will (2014), Permainan Maut bagi Pencinta Gore

Paulus Ladiarsa by Paulus Ladiarsa
May 11, 2020
in Hype
As the Gods Will (2014), Permainan Maut bagi Pencinta Gore
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Baca Juga:

Review Film: ‘Kaiji: Final Game’

Salah Satu Film Horor Terbaik, ‘The Exorcist’, Sedang Dikembangkan Reboot-nya

“Oh…, my God. Please return my tedious everyday.” – Shun Takahata

Sejak mengawali karier penyutradaraannya, Takashi Miike kondang namanya sebagai sineas Jepang legendaris yang kerap menyuguhkan adegan-adegan gore di film-film hasil penyutradaraannya. Saking lekatnya imej ini pada dirinya, tidak sedikit sineas-sineas horor dunia mengidolainya, salah satunya adalah Eli Roth yang pernah menggamitnya sebagai cameo dalam salah satu film besutan Roth, Hostel.

Akan tetapi, Miike juga rupanya gemar bereksperimen guna membuktikan pada para insan film dunia bahwa dirinya juga mampu bermain lembut. Ia juga pernah membidani film-film yang jauh dengan karakteristik film yang membuat namanya menjadi besar, seperti Yatterman, Ace Attorney, dan dua film Ninja Kids, yang seluruhnya tidak hanya minus adegan sadis, namun juga sangat ramah dikonsumsi oleh kalangan penonton semua umur.

Untungnya, lewat film yang kisahnya diangkat dari manga berjudul sama karya Muneyuki Kaneshiro dan Akeji Fujimura ini, sang sineas legendaris negeri matahari terbit itu kembali ke root-nya, drama thriller horor yang sarat adegan banjir darah dan gelimpangan mayat yang sebelumnya tewas secara mengenaskan.

Dikisahkan, Shun Takahata (Fukushi) adalah siswa SMA biasa yang tidak semangat menjalankan rutinitas sehari-harinya yang ia anggap membosankan dan mengharapkan kejadian luar biasa terjadi pada dirinya. Namun, ibarat kata pepatah mulutmu harimaumu, apa yang diinginkan oleh pemuda yang sebenarnya sangat cerdas ini terwujud dalam sebuah kejadian mengerikan yang sama sekali tidak pernah ia pikirkan bakal ia alami.

Berawal dengan meledaknya kepala seorang guru yang mengajar di kelasnya karena tiba-tiba dihinggapi sebentuk boneka Daruma, Shun dan teman-teman sekolahnya, salah satunya adalah Ichika Akimoto (Yamazaki), gadis cantik yang diam-diam disukai oleh Shun harus menghadapi ancaman kematian, saat Shun dan rekan-rekan sekelasnya dipaksa untuk bermain permainan tradisional Jepang yang bernama “Daruma Jatuh” dan tewas secara tragis merupakan ganjaran bagi yang kalah dalam permainan tersebut. Berkat kecerdasan dan kerjasamanya dengan si ketua kelas, Satake (Shometani), Shun berhasil selamat dan mengakhiri permainan maut yang menewaskan hampir seluruh teman-teman sekelasnya.

Akan tetapi, Shun lambat laun mulai menyadari bahwa kejadian mengerikan yang terjadi di kelasnya hanyalah awal dari rangkaian permainan maut — tanpa mengetahui  motif, siapa yang mengaturnya, serta aturan permainannya — yang harus ia lalui satu persatu seraya berkompetisi dengan para penyintas permainan maut yang sama dari sekolah-sekolah lainnya, salah satunya siswa misterius yang manipulatif dan kejam bernama Takeru Amaya (Kamiki). Sudah tentu, melihat rekan-rekan maupun peserta lainnya menemui ajalnya satu demi satu, membuat Shun menyesal dengan apa yang ia keluhkan mengenai kehidupannya dan menginginkan agar rutinitas membosankannya setiap hari dapat ia jalani lagi.

Mengedepankan tema unik yang bertemakan permainan anak-anak tradisional Jepang maupun negara lainnya, harus diakui dari garis besar ceritanya saja film adaptasi manga ini sudah sangat mengundang rasa penasaran. Apalagi, fakta bahwa sineas yang menukanginya adalah Miike yang sulit disangsikan lagi merupakan figur yang tepat di bangku penyutradaraan.

Gabungan visualisasi apik, sinematografi menawan, sisipan humor, dan elemen filosofis yang membalut rangkaian adegan aksi maupun gore yang sarat di dalamnya membuat sajian film ini semakin impresif dalam menunjang performa para pemainnya yang rata-rata bermain apik, khususnya penampilan aktor muda Ryunosuke Kamiki. Meski demikian, bukan berarti film ini tidak memiliki kelemahan, seakan terkesan ingin menggenjot sektor aksi dan menjamu para penyuka kisah-kisah gore, Miike terasa kurang mengembangkan perkembangan karakter tokoh-tokoh sentralnya, yang menjadikan twist di adegan klimaksnya kurang terasa gregetnya.

Secara keseluruhan, As the Gods Will memang bukan karya terbaik Miike, di mana jika dibandingkan dengan Audition, Ichi The Killer, maupun 13 Assassins, hasil besutannya di sini masih berada beberapa level di bawahnya. Namun, jika Chillers ingin menyaksikan film horor Asia dengan storyline unik dan ingin dibuat “takut-takut senang”, As the Gods Will kemungkinan besar akan bisa memupus dahaga tersebut.

Pemain: Sota Fukushi, Hirona Yamazaki, Ryunosuke Kamiki, Mio Yuki, Shota Sometani, Nao Omori, Lily Franky, Atsuko Maeda, Tsutomu Yamazaki, Rhena Shimura, Jingi Irie

Sutradara: Takashi Miike

Bahasa: Jepang

Durasi: 130 menit

 

The Review

8 Score

Review Breakdown

  • Movie Review 0
Tags: AdaptasiFilm JepangGame of DeathGorehorormangaRyunosuke KamikiTakashi MiikeThriller
Paulus Ladiarsa

Paulus Ladiarsa

Related Posts

Kaiji - Final Game

Review Film: ‘Kaiji: Final Game’

Salah Satu Film Horor Terbaik, ‘The Exorcist’, Sedang Dikembangkan Reboot-nya

Salah Satu Film Horor Terbaik, ‘The Exorcist’, Sedang Dikembangkan Reboot-nya

September 8, 2020
‘The Conjuring 3’ Diundur Perilisannya Hingga Bulan Juni 2021

‘The Conjuring 3’ Diundur Perilisannya Hingga Bulan Juni 2021

July 27, 2020
Reboot Candyman & The Purge 5 Resmi Diundur Perilisannya

Reboot Candyman & The Purge 5 Resmi Diundur Perilisannya

July 18, 2020

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse Banner Promotion Cineverse Banner Promotion Cineverse Banner Promotion
ADVERTISEMENT

Cineverse

© 2020 - 2021 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 Cineverse – All Right Reserved.

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In