“Kiranya dengan kepedulian kita terhadap batik sebagai warisan leluhur bangsa, kita sendiri dapat melestarikan keberadaannya dengan cara apapun. Sehingga tidak punah ditelan jaman dan bisa diteruskan kepada penerus kita nanti.”
Dalam rangka memperingati Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober 2017, Alun-Alun Indonesia mengadakan acara “Kenal Lebih Dekat Dengan Hartono Sumarsono” pada 22 Sepetember 2017 di Grand Indonesia (22/9). Acara ini dihadiri dan dibuka oleh Ketua Dewan Kerajinan Nasional Ibu Erni Tjahjo Kumolo dan Ketua Dekranas DKI dan juga Istri Gubernur DKI Jakarta, Happy Djarot.
Hartono Sumarsono yang memang seorang pengusaha, pencinta dan sekaligus kolektor batik kelahiran Arjawinangun, Cirebon 64 tahun silam ini memulai bisnis batiknya sejak tahun 1972 di Jakarta. Produk batiknya dikenal dengan label Batik Kencana Ungu dan Batik Citra Lawas. Hartono pun memulai hobinya sebagai kolektor batik sejak tahun 80-an sebagai bentuk kekhawatiran akan keberadaan batik-batik langka yang mulai banyak dibeli oleh orang asing dan dibawa ke luar negeri. Sedikit demi sedikit ia mulai membeli dan mengumpulkan batik-batik bermotif antik yang sudah amat langka di pasaran.
Dengan brand Citra Lawas yang dimilikinya, Hartono mengangkat kembali motif-motif langka berusia puluhan hingga ratusan tahun yang ia kembalikan lewat tampilan teknik batik tulis di atas kain katun berkualitas tinggi dengan keotentikan motif yang asli yang ia kembangkan lebih lanjut dari segi warna dan latar. Motif-motif lawas mulai dari tahun 1870-an hingga 1950-an ia kenalkan sebagian lewat tampilan reproduksi dari label Citra Lawas tersebut.
Dan memang tidak semua pembatik itu merupakan orang pribumi, namun orang Belanda dan Cina juga menunjukkan kalau mereka juga sangat terampil dalam membatik bahkan beberapa diantaranya sangat terkenal di eranya.
Motif batik yang dibuat oleh C.M Meyer, B.Fisfer, L.Metzelaar, Oh Yoe May Nio, dan Kwee Siauw Tjay ini merupakan pembatik handal era 1870-1940an. Para pembatik ini rata-rata berasal dari daerah pesisir Jawa seperti Pekalongan, Banyumas, Cirebon, Tegal, Kudus dan Lasem. Batik-batik reproduksi ini juga ada yang dijual mulai dari Rp 1 juta hingga Rp 13 juta dan pameran koleksi Hartono Sumarsono ini akan berlangsung mulai 21 September – 9 Oktober 2017.