“Forty years ago, Michael Myers came to my home to kill. He killed my friends, and now he’s back to finish what he started, with me. The one person who’s ready to stop him.”- Laurie Strode.
Memasuki bulan Oktober, sejumlah negara di dunia bersiap merayakan tradisi Halloween, suatu tradisi kuno yang didedikasikan untuk memperingati orang-orang yang sudah meninggal. Sejumlah kegiatan seperti trick or treat, atau pesta kostum dan terutama membuat lentera dari labu yang sudah diukir, kemudian dimasukkan lilin didalamnya sudah menjadi kegiatan rutin yang mereka adakan tiap tahun.
Nah, begitupun dengan film sekuelnya, ‘Halloween’, dahulu hadir lewat tangan John Carpenter yang pernah menggarap film-film cult classic seperti The Fog (1980), Escape from New York (1981), The Thing (1982). Film-film dari John Carpenter saat itu sangat populer karena orisinalitas dan visinya yang spektakuler dalam menggarap sebuah film layar lebar.
Setelah 40 tahun lamanya, Michael Myers, sang boogeyman antagonis telah ditahan di sebuah institusi milik pemerintah dan akan segera dipindahkan ke sebuah institusi lain sampai ia meninggal. Dengan reputasinya sebagai pembunuh berdarah dingin, Michael mengundang minat orang banyak yang ingin mengenalnya lebih jauh.
Dua orang investigator asal Inggris, Dana Haines dan Aaron Korey berniat membuat interview khusus dengan Michael dan berusaha memancingnya untuk bicara dengan topeng kulit miliknya. Tapi sayangnya, menurut Dr. Sartain (Haluk Bilginer) yang merawat Michael sejak berada di institusi kejiwaan itu, Michael tidak berbicara sepatah kata pun, baik kepada orang lain maupun kepada dokternya sendiri.
Sabar menunggu, dalam perjalanan menuju tempat baru, Michael akhirnya meloloskan diri dari bis yang membawanya ketika dia bersama tahanan lain. Tak pelak Michael kembali lagi ke tempat dimana ia memulai terornya di Haddonfield, Illinois. Laurie Strode (Jamie Lee Curtis) yang sejak dari film pertama telah diteror oleh Michael, kini telah siap. Rumahnya kini ia sulap bak benteng pribadi dilengkapi dengan rubanah rahasia, senjata berbagai ukuran dan amunisi yang memadai untuk berperang. Dirinya pun selalu berlatih menembak untuk menyiapkan dirinya bila terjadi sesuatu.
Akhirnya hal yang ia takuti pun menjadi kenyataan. Setelah mendengar dari TV kalau Michael meloloskan diri, Laurie bersama anaknya, Karen (Judi Greer) dan cucunya Allyson (Andi Matichak) bersiap-siap didatangi Michael yang tinggal menunggu waktu saja.
‘Halloween’ yang aslinya digarap John Carpenter pada tahun 1978, memiliki premis yang sederhana dan tidak akan membuat kita berpikir terlalu rumit. Seperti halnya film-film era 70-an, kebebasan berekspresi kala itu banyak menjadikan beberapa film menjadi benchmark untuk film era modern. Sebut saja Jaws (1975) dari Steven Spielberg yang menjadi tonggak baru film tentang binatang predator, dan untuk horor slasher, The Texas Chain Saw Massacre (1974) menjadi pioneer bergenre horor, thriller dengan nuansa gore dan slasher yang teramat kental. Begitupun dengan ‘Halloween’ orisinal yang juga menjadi horor bergenre serupa kala itu. David Gordon Green yang kini membesut sekaligus menulis naskahnya, tetap mempertahankan sisi orisinalitas dengan mendatangkan kembali sang master, John Carpenter sebagai composer dan executive producer.
Hal tersebut nampak jelas dalam theme song aslinya yang tidak berubah sedikitpun, hanya diberi imbuhan beat-beat kekinian lewat synthesizer yang terasa lebih fresh. Sound yang dikerjakan John bersama sang anak, Cody Carpenter untuk menggarap sekuel ini memang ingin melepas rindu para fansnya terhadap film legendaris yang pernah dibuatnya. Untuk titling, tidak ada perbedaan, sama persis, penggunaan font berwarna orange dan gambar lentera labu yang mengempis kemudian mengembang menjadi besar menjadi perbedaan minor di opening title.
Jamie Lee Curtis yang kala itu berusia 19 tahun, terangkat pamornya sejak membintangi film asli ‘Halloween’ di tahun 1978. Sebagai anak dari pasangan artis Hollywood ternama (Janet Leigh dan Tony Curtis), Jamie Lee memang menjadi artis muda menjanjikan pada eranya. Walaupun sekarang dia berperan sebagai nenek di film ‘Halloween’ terbarunya ini (karena faktor usia), sosok Laurie Strode memang sangat penting hingga kini dan karakter yang muncul dalam lima seri ‘Halloween’ ini masih bisa menjual, tak seperti saga horor lain yang selalu berganti-ganti aktris di tiap sekuelnya.
Untuk pakemnya sendiri masih terbilang sadis, menegangkan sama seperti pendahulunya dan penuh adegan gore. Untuk di Indonesia, walaupun sudah masuk kategori 17 tahun ke atas, adegan sadis ini banyak disensor. Jadi buat kamu yang merasa takut dengan darah yang terlalu over, film ini sudah terbilang aman kamu tonton.
Tak pelak lagi kalau sekuel ‘Halloween’ terbaru kali ini dapat memuaskan dahaga penggemar film horor, terutama penggemar film-film dari John Carpenter. Sebuah masterpiece horor baru telah lahir dari tangan sutradara yang mengagumi sosok Carpenter itu sendiri dan tidak menghilangkan elemen-elemen klasik dari film lawasnya, malah elemen itu menyatu mulus dengan cerita yang dibangun. Kita seperti disuguhkan sekuel rasa remake, karena tak biasanya sebuah sekuel memiliki kemiripan judul yang identik dengan pendahulunya.
Buat Chillers yang penasaran, ‘Halloween’ sudah bisa kamu saksikan di bioskop-bioskop terdekat di kota kamu mulai hari ini.
Director: David Gordon Green
Starring: Jamie Lee Curtis, Judy Greer, Andi Matichak, Haluk Bilginer, Will Patton, Rhian Rees, Jefferson Hall
Duration: 116 Minutes
Score: 8.2/10