Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Greyhound’, Pertarungan Seru Kapal Sekutu dan Kapal Selam Nazi di Samudra Atlantik

Adam Pratama by Adam Pratama
July 12, 2020
in Featured, Movies
© Sony Pictures

© Sony Pictures

Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

“Repetition will bring hell down from on high.” – Captain Krause.

 

Satu lagi film besar yang memutuskan untuk rilis perdana di streaming platform. “Greyhound” adalah film berlatar Perang Dunia 2 yang diadaptasi dari sebuah buku berjudul “The Good Shepherd” karya C.S. Forester. Naskahnya lalu dibuat menjadi screenplay oleh Tom Hanks, yang tentu juga berperan sebagai karakter utama dalam film ini.

Commander Ernest Krause memimpin konvoi kapal sekutu menyebrangi “Celah Atlantik” untuk memberi supply kepada pasukan yang ada di lapangan. Sayang, tugas perlintasan ini diintai oleh kapal-kapal U-boat Jerman. Mereka tidak segan untuk menghabisi konvoi ini agar supply tidak berhasil dialamatkan dengan selamat.

Kelemahan utama dari “Greyhound” adalah pada karakter utamanya. Padahal kalau dilihat-lihat, Commander Ernest Krause itu menarik, karena ini adalah kali pertama perlintasannya dia sebagai komandan. Tentu sebuah tugas yang berat untuk bia menjaga konvoi banyak kapal, apalagi posisinya diburu oleh tentara Jerman dan Ia sendiri belum berpengalaman.

© Sony Pictures

Meski begitu, kita tidak merasakan depth tersebut, karena poin ini digantikan oleh hal lain. Di awal film, “Greyhound” memperlihatkan salah satu eksposisi Ernie yaitu hubungannya dengan seorang wanita yang ia cintai. Hal ini lumrah terjadi, namun kelumrahan tersebut membuat kedalaman karakter Ernie masih belum begitu kuat.

Beruntung, di tahap konflik, “Greyhound” memberikan situasi yang sulit dan terasa humanis. Kita bisa merasakan sedikit lah, ke-newbie-an Commander Krause. Ia membuat salah perhitungan yang akhirnya menyudutkan konvoi, meski di sisi lain hal ini belum diketahui oleh musuh. Belum cukup depth memang, tapi seenggaknya ada dinamika yang terjadi dalam cerita film ini.

Soalnya, sisa dari “Greyhound” sendiri yang paling berasa adalah berupa pertempurannya, dan situasi mencekam yang dihadapi oleh kru kapal akibat kejaran U-boat Jerman. Film terlihat sekali fokus di sana, menyajikan dengan cukup detail, sehingga mengorbankan sesuatu yang besar.

© Sony Pictures

Suasana genting yang dihadapi oleh kru kapal Greyhound berhasil ditampilkan secara intens dan non-stop. Mulai dari awal, memang karena eksposisinya juga jelek sih, jadi kita langsung aja dikasih sama penjagaan pagi hari yang sudah diisi konfrontasi langsung sama U-boat Jerman.

Di sini peran sinematik lebih menonjol agar tingkat intesitas bisa dirasakan oleh penonton. Cara yang pertama adalah dengan menampilkan ke-riweuh-an kapal secara detail. Memang film ini berpusat pada Commander Krause tapi Ia harus berkordinasi dengan baik dengan seluruh awaknya. Maka dari itu kita bisa melihat bagaimana film memanfaatkan ensemble, mulai dari orang-orang yang ada di geladak, sonar, amunisi, penjagaan, radar, hingga kurir.

Sahut menyahut atau pesan berantai membuat suasana jadi cukup seru. Tidak hanya itu, Commander Krause juga perlu menjalin hubungan dengan kapal-kapal lain untuk mengamankan konvoi. Itu semua coba ditampilkan.

© Sony Pictures

Dalam menampilkan keseruan riewuh-nya kapal saat situasi perang, maka sutradara Aaron Schneider dan tim menggunakan teknik editing fast cut. Perpindahan gambar dari satu karakter ke karakter lain dibuat begitu dinamis untuk memberikan kesan situasi yang urgent.

Selain itu, film juga memanfaatkan situasi lingkungan untuk menaikkan tensi. Hal tersebut bisa kita lihat dari salah satu sequence di mana aspek malam hari membuat keadaan semakin buruk. Teknik eyeline match seringkali muncul di sini karena audiens juga perlu melihat objek yang dilihat oleh karakter yang bersangkutan.

Eyeline Match sendiri merupakan teknik perpindahan shot di mana pada shot pertama kita melihat seorang karakter melihat suatu objek, dan setelah itu kamera akan memperlihatkan objek yang tadi sedang dilihat oleh karakternya.

© Sony Pictures

Apsek sinematik berikutnya yang terasa adalah soal sound. “Greyhound” memanffatkan off-screen diagetic sound. Kita akan mendegar kebengisan musuh yang masuk untuk memengaruhi Commander Krause dan seluruh kru Greyhound. Off screen diagetic sound sendiri bisa diartikan sebagai teknik di mana kita bisa mendengar sesuatu yang asal suaranya tidak tampak di layar namun suara itu berada di dalam dunia filmnya.

Selain dimanfaatkan oleh musuh, teknik tersebut juga digunakan untuk menggambarkan situasi di kapal lain. Ini dibutuhkan mengingat film berfokus pada karakter Commander Krause saja sehingga kita tidak bisa melihat bagaimana kondisi di kapal-kapal escort lainnya.

Untuk sisi visual masih terhitung aman, di mana film menggambarkan suasana yang suram hampir di sepanjang runtime dengan deburan ombak yang besar. Ditambah dengan penghitungan manual menggunakan busur dan spidol, lalu scoring yang juga mendukung, bagian aksi “Greyhound” enak banget buat disaksikan di layar lebar. Harusnya.

© Sony Pictures

Cuman memang di luar itu film terasa dangkal-dangkal saja. Empatinya tidak ngena, padahal ada semacam layer di mana Commander Krause memiliki perhatian kepada salah satu awak kapalnya. Ketakutan dan kerapuhan karakter ini ditunjukkan secara hampir kasat mata oleh Tom Hanks itu sendiri.

But again, film lebih menitikberatkan kepada pertempurannya itu sendiri seperti apa. Mulai dari konfrontasinya, tipa-tipunya, bagaimana pengaruh dari cuaca, dan lain-lain. “Greyhound” adalah tipe film perang laut di mana kita tinggal duduk santai dan menikmati kekacauan yang ada.

Oh iya, meski begitu film peran yang satu ini masih tergolong aman untuk ditonton oleh audiens yang lebih muda karena hanya ada sedikit scene yang menyertakan darah.

Satu lagi film yang benar-benar menunjukkan event, kali ini dari kacamata sang karakter utama. “Greyhound” betul-betul ingin menampilkan bagaimana Tom Hanks berada di situasi perang yang edan, dan tentunya mematikan.

© Sony Pictures

Dari segi cerita dan karakterisasi, filmnya memang gak tertolong. Kita langsung dicemplungin ke tengah medan perang, eksposisi yang ada juga tidak tergali secara maksimal, emosinya pun datar. Tapi dari segi spectacle, “Greyhound” tetap suguhan yang asik.

Pantas saja kalau Tom Hanks sendiri merasa kurang sreg jika film ini dirilis di streaming platform. Soalnya tidak hanya dari visual dan musiknya saja, namun juga dari cara film memotong shot demi shot sehingga tercipta sebuah narasi yang fast pace.

Hal ini memang dibutuhkan karena sesuai dengan tuntutan narasi yang mana tidak mungkin mengandalkan kecanggihan komputer dalam sebuah kapal perang. At the end, this movie still able to swim rather than sinking.

 

Director: Aaron Schneider

Casts: Tom Hanks, Stephen Graham, Lee Norris, Elisabeth Shue, Manuel Garcia-Rulfo

Duration: 91 Minutes

Score: 7.0/10

The Review

Greyhound

7 Score

Film 'Greyhound' diadaptasi dari novel The Good Shepherd karangan C.S Forester, yang menceritakan saat sekelompok kapal sekutu disergap oleh kawanan kapal selam Nazi di Samudra Atlantik

Review Breakdown

  • Acting 0
  • Cinematography 0
  • Entertain 0
  • Scoring 0
  • Story 0
Tags: Aaron SchneiderC.S ForesterElisabeth ShueGreyhoundKapal Sekutukapal selam NaziLee NorrisManuel Garcia-RulfoNaziSamudra AtlantikStephen GrahamThe Good Shepherdtom hanksU-Boat
Adam Pratama

Adam Pratama

Founder Cinemania ID, now becoming Co-Founder of Cineverse. Batch 2 @mrabroadcastingacademy, Batch 4 adv class @kelaspenyiar_id. @imsi_fibui @fibui_basketball

Related Posts

a league of their own

Rosie O’ Donnell Tampak Cocok di A League of Their Own

July 9, 2022
Elvis

Review Film: ‘Elvis’

elvis

Kenali Para Pemain ‘Elvis’ & Film yang Pernah Dibintanginya

June 17, 2022
Elvis

Film ‘Elvis’ Disambut Meriah di Festival Film Cannes

May 27, 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In