Sebagai prekuel dari sebuah serial film mata-mata yang ikonik, sudah pasti ‘The King’s Man’ menampilkan banyak easter egg yang mempunyai benang merah dari dua film sebelumnya, ‘Kingsman: The Secret Service’ dan ‘Kingsman: The Golden Circle.’
Sementara Kingsman 3 dan sejumlah spin-off telah diumumkan oleh sang sutradara, Matthew Vaughn, ‘The King’s Man’ adalah film standalone resmi pertama dari waralaba tersebut. Berlatar waktu sekitar 100 tahun sebelum kemunculan ‘Kingsman: The Secret Service’, film ‘The King’s Man’ menceritakan sejarah atau asal usul munculnya agen mata-mata Kingsman.
Para pemeran dan karakter dari film ini dibintangi oleh Ralph Fiennes sebagai Orlando Oxford yang merupakan seorang Duke of Oxford, Harris Dickinson sebagai Conrad, dan karyawannya, Djimon Hounsou dan Gemma Arterton sebagai Shola dan Polly. Mereka bekerja untuk membongkar sebuah aliansi internasional yang telah mengatur adanya Perang Dunia I.
Namun, di tengah pertempuran tersebut, Conrad malah mendaftar sebagai tentara Perang Dunia I. Orlando akhirnya harus menggunakan koneksi keluarganya dengan berbagai kepala negara untuk mengakhiri perang.

Aksi mereka juga dilancarkan oleh Polly dan Shola yang menghubungkan sekelompok kepala pelayan dan pekerja rumah tangga di seluruh dunia. Film ‘The King’s Man’ mengungkapkan bagaimana keluarga Oxford bekerja untuk membentuk unit kelompok mata-mata bawah tanah dan tokoh intelijen yang bertujuan untuk melindungi dunia terlepas dari pemerintah.
Meskipun The King’s Man telah menerima beragam komentar dari kritikus, film prekuel ini masih menjadi sebuah kisah awal yang menarik untuk waralaba Kingsman. Meskipun tidak ada karakter dari dua film sebelumnya yang muncul, namun berbagai detail-detail tersembunyi cukup menjelaskan mengenai keterkaitannya. Dilansir dari laman ScreenRant, berikut ini ialah koneksi plot dan asal-usul yang dapat dieksplorasi lebih lanjut dalam film Kingsman di ‘The King’s Man.’
1. Asal Usul Markas Besar Kingsman
Sementara film Kingsman menjelaskan tentang sebuah tempat penjahit terkenal yang menjadi markas rahasia agen mata-mata, The King’s Man mengungkapkan keterkaitan mereka yang lebih dalam dengan toko. Orlando, Conrad, dan Kitchener (Charles Dance) masing-masing sering mengunjungi para penjahit Kingsman untuk menyesuaikan diri dengan setelan jas, mengungkapkan bahwa toko itu disesuaikan untuk para pria yang berstatus tingi sebelum melibatkan diri dengan jaringan mata-mata.

Setelah terbentuknya sebuah kesepakatan di akhir film ‘The King’s Man’, karakter Ralph Fiennes kemudian membeli toko Kingsman sebagai kedok organisasi. Hal ini menjelaskan bagaimana toko tersebut dapat menyembunyikan keberadaan agen Kingsman selama lebih dari satu abad.
2. Kode King Arthur dalam Kingsman
Adegan pembuka dalam film ‘The King’s Man’ membawa kilas balik ke tahun 1902, di mana saat itu ibu Conrad atau istri Duke of Oxford dibunuh secara tragis oleh penembak jitu dari kelompok musuh. Sambil menunggu di kereta, Conrad muda mengungkapkan kecintaannya pada legenda Arthurian. Ketika itu, ia berbicara dengan Shola tentang Meja Bundar milik Raja Arthur. Conrad menyatakan bahwa Shola akan menjadi Merlin, yang nantinya akan menjadi nama samaran Shola di Kingsman.
Sebagai penghormatan kepada putranya yang telah meninggal, Orlando menggunakan beberapa nama legenda Arthurian yang disukai oleh Conrad, nama kode Arthurian untuk setiap anggota pendiri.

Dalam ‘The King’s Man’, Polly diberi nama Galahad, yang nantinya akan digunakan oleh Eggsy dan Harry dalam kedua film ‘Kingsman’; Archie Reed (Aaron Taylor-Johnson) bernama Lancelot, yang kemudian digunakan oleh Roxy; King George V sebagai Percival, agen Kingsman yang nantinya merekrut Roxy. Sementara itu, Duta Besar AS, Stanley Tucci, diberi nama Bedivere; Shola sebagai Merlin; dan Duke Orlando sebagai Arthur pertama, Chester King, yang nantinya digunakan oleh aktor Michael Caine.
3. Agensi Statesman
Sementara Inggris mencoba merekrut Amerika Serikat untuk bergabung dalam Perang Dunia l, ‘The King’s Man’ beberapa kali menyorot adegan Presiden AS, Woodrow Wilson, di Amerika, bersama dengan duta besar AS yang tidak disebutkan namanya. Setiap kali Wilson bingung, dia berteriak kepada kepala pelayan agar membawakannya segelas Statesman dengan es batu.

Para penggemar Kingsman dari film ‘Kingsman: The Golden Circle’ pastinya akan paham dengan detail ini. Apabila toko pakaian Kingsman adalah garis depan untuk agen mata-mata independen Inggris, pabrik penyulingan wiski Statesman adalah garis depan angensi mata-mata Amerika. Adegan terakhir dari ‘The King’s Man’ sendiri telah menunjukkan bahwa tokoh Duta Besar AS, Stanely Tucci, juga turut mendirikan Statesman sebagai agen terdepan mereka dengan nama kode Bedivere.
4. Tes Parasut dalam Pelatihan Kingsman
Bersamaan dengan ujian pelatihan di dalam air, uji coba parasut di Kingsman adalah salah satu tugas yang mendebarkan dan paling menakutkan yang harus dilalui oleh agen. Dalam ‘Kingsman: The Secret Service,’ Eggsy dan kandidat Kingsman lainnya harus berhasil melakukan terjun payung setelah melompat dari pesawat. Namun, tidak semudah itu, salah satu kandidat ternyata tidak memiliki parasut sementara mereka juga harus menyelamatkan orang tersebut. Eggsy dan Roxy akhirnya berpegangan satu sama lain saat mereka terjun payung, menggunakan ranselnya untuk mencapai tanah dengan aman.

Sementara itu, dalam film ‘The King’s Man’, Orlando menunjukkan kepada Shola sebuah parasut sebelum pertempuran besar mereka dengan Morton, yang digunakan Duke of Oxford sendiri untuk mendarat di tanah tak bertuan setelah menerbangkan dirinya di atas target. Tampaknya salah satu tes paling berbahaya di agensi Kingsman terinspirasi oleh pengalaman Orlando dengan model parasut tahun 1910-an tersebut.
5. “Oxfords, not Brogues”
Salah satu line paling ikonik dari serial Kingsman adalah “Oxfords, not Brogues”, yang dibicarakan Harry kepada Eggsy di film pertama. Di Kingsman, dialog tersebut mengacu pada sepatu model Oxford yang dikenakan oleh agen Kingsman, sedangkan Brogues adalah gaya dekoratif yang dapat ditempatkan pada sepatu.

Brogues dikenal sebagai gaya sepatu pria yang tidak terlalu formal dan lebih cocok berada di luar ruangan, sehingga kurang cocok jika dibandingkan dengan pakaian formal Oxford yang mengacu pada gaya gentleman. Orlando mengutip hal ini kepada Conrad ketika menjelaskan bahwa mereka bertindak dengan benar seperti pria terhormat, seperti yang diharapkan dari gelar yang diberikan oleh nama keluarga mereka. Oxford juga tidak boleh bertindak seperti “bajingan” yang brutal dan kurang sopan meskipun sedang dalam pertempuran.
6. Frasa “Manners Maketh Man”
Ungkapan yang akan menjadi aspek penting dari pelatihan agensi Kingsman sebenarnya diambil dari penjahat ‘The King’s Man’, Morton. Saat melawan karakter Ralph Fiennes di adegan pertempuran terakhir, Morton kerapa mengulangi kalimat Manners maketh man sambil menggambarkan bagaimana seorang pria seperti Orlando harus bertarung.

Orlando mempertahankan gaya bertarungnya yang sopan, dan tampaknya sentimen ini diturunkan melalui mata-mata Kingsman abad berikutnya. Dalam ‘Kingsman: The Secret Service’, Harry memberi tahu Eggsy kalimat Manners maketh man tersebut sebelum mengalahkan sekelompok musuh di sebuah pub. Meskipun kalimat tersebut berasal dari seorang penjahat, Manners maketh man nyatanya menjadi sebuah teladan yang harus dimiliki oleh agen.
7. Sepatu Berbilah Eggsy
Dalam film ‘Kingsman: The Secret Service’, Eggsy secara mengesankan memakai sepatu berbilah khusus yang dilapisi dengan racun saat bertarung dengan Gazelle. Sepatu tersebut mengacu pada film ‘The King’s Man’ ketika Orlando terjebak di sisi gunung es. Dia memulai menggunakan senjata di alas kakinya ketika dia menusukkan bilah pisaunya ke masing-masing sepatu, sehingga memungkinkan dirinya untuk menempel pada es dan memanjat tebing dengan sebuah pemecah es.
