Mengangkat mitos tentang waktu maghrib, Sidharta Tata sutradarai film panjang pertamanya lewat ‘Waktu Maghrib’.
Sejak 2022 lalu, perfilman Indonesia masih terus dilanda demam genre horor. Berbagai judul dan cerita turut meramaikan bioskop-bioskop Indonesia. Dengan tingginya minat terhadap genre tersebut, hal ini menjadi kesempatan bagi para sineas untuk berkecimpung dan turut mencoba genre horor.
Menjadi salah satu film horor yang tayang di bulan Februari, ‘Waktu Maghrib‘ merupakan film horor yang diangkat dari cerita mitos atau kepercayaan masyarakat terhadap waktu Maghrib. Film ini menjadi debut sutradara Sidharta Tata dalam menggarap film panjang perdana, yang skenarionya juga ia tulis bersama bersama Agasyah Karim, Khalid Kashogi, dan Bayu Kurnia.
Sidharta Tata merupakan sutradara dan penulis skenario asal Indonesia, yang namanya dikenal luas berkat film pendek yang berjudul ‘Natalan’, hingga masuk ke nominasi kategori Film Pendek Terbaik dalam Festival Film Indonesia 2015.
Sebelumnya, sutradara yang akrab disapa Tata itu dikenal berkat karya-karya film pendek dan serial web diantaranya ‘Quarantine Tales’ (2020), ‘Hitam’ (2021), ‘Write Me a Love Song’ (2021), dan ‘Pertaruhan The Series’ (2022).
Melalui wawancara eksklusif bersama Cineverse, Tata membagikan alasannya dalam memilih genre horor sebagai film panjang pertamanya. Baginya, horor merupakan salah satu genre favoritnya. “Selain genre action, thriller, dan black comedy, horor itu merupakan salah satu genre favoritku. Jadi ketika berbicara tentang kesempatan untuk mengerjakannya, bagiku kenapa tidak?” ujar Tata.
“Menurutku, film horor bukan sesuatu yang remeh-temeh. Hanya karna banyak orang yang bikin horor asal-asalan, jadi memunculkan stigma soal horor yang jadi murahan. Padahal tidak seperti itu. FIlm horor bukan hanya untuk sebagai mesin pencetak uang.” Sambungnya.
Tata juga mengatakan bahwa stigma tersebut juga menjadi tantangan untuk dirinya. “Tantangannya adalah bagaimana aku menciptakan [Waktu Maghrib] menjadi sesuatu yang tidak jelek, tapi harus berkualitas agar tetap menjaga nama dan martabat film horor di industri film.”
‘Waktu Maghrib’ menceritakan tentang teror yang datang di saat maghrib tiba. Berlatar di Desa Jatijajar, Jawa Tengah, tahun 2002, terdapat anjuran agar tidak keluar pada waktu maghrib. Namun, dua anak nakal bernama Saman (Bima Sena) dan Adi (Ali Fikry) melanggar hal tersebut dan menjadi awal dari malapetaka bagi desa.
“Waktu Maghrib itu bukan sekedar horor biasa, ada perpaduan thriller dan misteri, juga unik karena diambil dari perspektif anak-anak,” tutupnya.
‘Waktu Maghrib’ dapat disaksikan di bioskop mulai tanggal 9 Februari 2023.