“What we know is a drop, what we don’t know is an ocean.” – H.G. Tannhaus.
Serial Netflix dari Jerman yang telah go streaming sejak 2017 ini akhirnya mencapai babak akhir di musim ke-3. Baran Bo Odar dan Jantje Friese selaku kreator berhasil menyajikan drama fiksi sains yang tak hanya kompleks, namun berhasil membuka fan base baru selama 3 tahun belakangan ini, bahkan membuat para penggemarnya berkali-kali menonton “Dark” demi menganalisa dan memahami alur cerita-nya.
Mengetahui ada dunia ke-2, Jonas (Louis Hofmann) terjebak dalam simpul antar dunia yang menghubungkannya dengan takdir Martha (Lisa Vicari) dari dunia alternatif. Kehadiran Eva (Barbara Nüsse) menambah rumit silsilah keluarga dua dunia sekaligus membuka siklus baru yang harus Jonas hancurkan.


Di lain tempat dan waktu, Claudia Tiedemann (Julika Jenkins) terus mencari dan meneliti hubungan antar dunia dan mencari celah untuk merusak ikatan tersebut dibawah bayang-bayang dari rencana besar Adam (Dietrich Hollinderbäumer) yang terus menyusun pion-nya demi mencapai akhir siklus yang ingin ia hancurkan.
Episode pertama musim ini menyajikan apa yang dipertanyakan dan ditunggu-tunggu penggemarnya selama ini. Yakni dunia tanpa Jonas, bagaimana jika Mikkel Nielsen tidak menjelajah waktu. Berhasil digambarkan lewat satu episode penuh dan sederhana bahwa tetap ada yang tak beres meski detil tersebut dihilangkan.


Begitu pula perjalanan ‘sebab-akibat’ yang Jonas alami di kedepannya. Teori-teori fiksi pendukung alur cerita, disebar secara bertahap dari episode ke episode, sedikit demi sedikit terungkap, dan menghubungkan banyak karakter dan kisah-nya masing-masing di akhir episode. Membuat antusias penonton tak kunjung berhenti untuk terus duduk manis menikmati twist tak terduga yang terus menerus Baran Bo Odar sajikan.
“Dark” Season 3 menyajikan siklus akhir drama penjelajahan waktu dengan konklusi yang cukup manis dan menyejukkan. Tak hanya itu, rahasia hubungan antar masa lalu – masa kini – dan masa depan, juga dibeberkan hingga menghubungkan berbagai plot hole musim sebelumnya dengan menjembatani kisah menarik antar karakter yang saling menginginkan takdir berbeda.


Setiap episode musim ini juga memberikan rasa ‘merinding’ tiap kali rahasia terbongkar. Dan rasa takjub mungkin akan muncul kembali jika anda berhasil menangkap sejarah beberapa benda yang juga saling berkaitan tanpa asal-usul, lalu mengurutkan secara kronologis waktu, bagaimana benda tersebut bisa sampai pada beberapa karakter lainnya.
Seperti koin St. Christopher, yang di musim sebelumnya Jonas dan Martha temukan di tepi danau, dihubungkan dengan kejadian bertahun-tahun silam tentang bagaimana koin itu dapat berakhir ditempat tersebut, dan berputar kembali tanpa ada asal-usul nya.


Musim ini mungkin akan membuat beberapa penggemar mengulang kembali episode musim sebelumnya untuk mendapatkan ‘kepuasan’ tersendiri dalam memahami plot karakternya. Selebihnya, “Dark” mungkin menjadi time travel sci-fi terbaik dalam 3 tahun belakangan ini dengan twist berulang dan kompleksitas cerita yang tak sepele, apa saja bisa terjadi jika mesin waktu dapat tercipta.
Begitu pula teori ‘sebab-akibat’ yang dikemas rumit sepanjang episode, namun berhasil meninggalkan konklusi akhir yang cukup sederhana dan dapat dipahami. Akhir musim yang meninggalkan jejak ucapan ‘selamat tinggal’ yang pantas, emosional, dan hangat dari para karakternya.
Director: Baran bo Odar
Casts: Louis Hofmann, Andreas Pietschmann, Lisa Vicari, Barbara Nüsse, Julika Jenkins, Dietrich Hollinderbäumer, Jördis Triebel
Score: 8.5/10
Editor: Juventus Wisnu
The Review
Dark Season 3
Dark Season 3 merupakan musim terakhir yang dikemas dengan rapi dan sangat brilian