Walaupun sekarang paling dikenal lewat karya-karya besutannya yang rata-rata mengusung genre wuxia, seperti Hero, House of the Flying Dagger, serta Curse of the Golden Flower mungkin tidak banyak yang mengetahui bahwa sineas Zhang Yimou di masa-masa awal karier penyutradaraannya juga kerap menghasilkan film-film drama humanis yang tidak mengedepankan aksi laga atau pameran adegan bersalut efek visual yang dikemas secara spektakuler.
Kemampuan akting para pemainnya diberi porsi lebih untuk mengaduk-aduk emosi penonton. Seperti yang pernah ia persembahkan melalui Red Sorghum, Ju Dou, Raise the Red Lantern, To Live, The Story of Qiu Ju, Road Home maupun Happy Times.
Oleh karena itu, boleh jadi Yimou rindu dengan akar penyutradaraannya tersebut, Di mana, pasca membidani The Flowers of Wars yang dibintangi aktor papan atas Hollywood, Christian Bale, Yimou kemudian menyuguhkan karya yang kisahnya diangkat dari novel karya Geling Yan, The Criminal Lu Yanshi.
Bergulir di masa saat Tiongkok tengah dilanda apa yang disebut sebagai Revolusi Budaya, diceritakan seorang pria bernama Lu Yanshi (Daoming) tadinya adalah seorang profesor terkemuka, sebelum ia kemudian ditangkap dan dikirim ke kamp kerja kasar yang mengharuskan dirinya menjadi pengeruk pasir di wilayah Gurun Gobi.
Lu sudah memiliki seorang istri bernama Feng Wanyu (Li) dan seorang putri bernama Dandan (Huiwen). Pada suatu hari, Lu berhasil kabur dari kamp itu untuk berjumpa kembali dengan anak-istrinya. Akan tetapi, para hamba hukum sudah menanti untuk meringkusnya kembali.
Belakangan, diketahui bahwa rupanya sang anak, Dandan-lah biang keladi bocornya rencana sang ayah menemui keluarganya. Dandan yang menjadi seorang balerina remaja merasa kesusahan dalam mengembangkan kariernya, karena ia tidak dapat memainkan peran utama dikarenakan status ayahnya sebagai seorang pelanggar hukum.
Untuk mengatasi hambatan itulah, gadis remaja berparas cantik ini tega menukar kebahagiaan kedua orangtuanya dengan ambisi pribadinya, dengan membuka mulutnya perihal keberadaan sang ayah agar dirinya bisa mendapatkan peran utama yang diincarnya. Setelah peristiwa penangkapan di mana dalam prosesnya sang ibu sampai mengalami luka di bagian kepala, Dandan memang berhasil mendapatkan peran utama, namun hal itu terbukti tidak lantas menjamin masa depan karier balerinanya berlanjut cerah.
Beberapa tahun kemudian, setelah Revolusi Budaya usai, Lu yang kembali bebas akhirnya pulang ke rumah hanya untuk menjumpai bahwa kehidupan keluarganya menjadi hancur, di mana sang istri tercinta mengalami amnesia parah akibat trauma hebat dan luka di kepalanya itu sedangkan putri semata wayangnya kini bekerja sebagai buruh tekstil.
Sementara itu, terguncang karena tindak kekerasan seksual yang dilakukan oleh mantan pejabat pemerintahan, sang istri hanya mengingat sosok Lu sebagai orang lain, alih-alih sebagai suaminya. Maka untuk membangkitkan kembali ingatan sang istri, Lu menempuh berbagai cara hingga bertindak sebagai orang asing demi satu tujuan, dapat selalu berada di sisi sang istri. Berhasilkah upaya Lu ‘mendapatkan’ istrinya kembali secara utuh? Jawabannya hanya ada di pengujung kisah film ini.
Seakan kembali ke habitat aslinya, melalui film yang setingnya diangkat dari kejadian sebenarnya, Yimou berhasil kembali menyuguhkan performa akting yang kuat dari para pemainnya selain tentunya sinematografi yang apik. Mampu menghadirkan sajian kisah drama yang memikat pun menyentuh, film besutan sang sineas berhasil menuai apresiasi yang sangat positif, di samping tentunya pujian bagi jajaran pemain sentralnya, film yang menjadi tamu kehormatan ketika diputar untuk pertama kalinya di Festival Film Cannes 2014.
Film ini sanggup membukukan raihan yang sangat menggembirakan baik dari segi kualitas maupun pendapatan komersialnya. Dengan latar Revolusi Budaya tahun 1970-an ini juga menjadi tonggak penting karena merupakan ajang debut Zhang Huiwen, aktris muda temuan berikutnya Zhang Yimou setelah Gong Li dan Zhang Ziyi.
Pemain: Gong Li, Chen Daoming, Zhang Huiwen, Gui Tao, Liu Peiqi, Zu Feng, Yan Ni, Xin Baiqing, Zhang Jiayi, Chen Xiaoyi, Ding Jiali
Sutradara: Zhang Yimou
Bahasa: Mandarin, Cantonese
Durasi: 111 minutes