“You want to play this good guys and bad guys? You know I’m one of the bad guys.” – Bernadine.
Kehidupan di sebuah penjara memang tak pernah menyenangkan. Bukan hanya bagi tahanannya saja, namun bagi yang bekerja di tempat itu. Bernadine Williams (Alfre Woodard), seorang kepala penjara hingga saat ini telah mengeksekusi banyak terpidana mati, dan semakin hari hidupnya semakin sulit untuk ia hadapi.
Menit pertama dimulai, sebuah adegan yang menggambarkan seorang tahanan bernama Victor Jimenez (Alex Castillo), akan disuntik mati. Victor ditaruh di sebuah ruangan, dengan kursi bergesper seperti orang akan disalib.
Kemudian saat akan disuntik, paramedis tak bisa menemukan arterinya, para saksi, keluarga dan wartawan yang menonton di balik ruangan, histeris dan panik. Bernadine terpaksa menutup tirai, agar mereka tak bisa melihatnya.
Prosesinya pun sangat miris. Sebelum menit terakhir dimulai, Bernardine sempat menanyakan apakah ia bisa mendapatkan sesuatu untuknya. Hal kecil tanpa emosi yang memaksa kita untuk ikut merasakan derita Victor.

Bunyi gesper dikencangkan, bunyi detak jantung lewat mesin pengukur, suara napas tercekik, menjadi sesuatu yang menyakitkan bagi orang yang menonton prosesi itu, tapi tidak untuk mereka yang ada di ruangan eksekusi tersebut.
Victor akhirnya bisa disuntik di bagian kaki, namun tak lama ia mengalami kejang-kejang sebelum akhirnya dinyatakan meninggal.
Proses memilukan dan menyayat hati ini membuka film karya Chinonye Chukwu sebelum kita masuk ke dalam permasalahan sebenarnya.
Bernadine, seorang kepala sipir yang tampil dengan muka tanpa emosi. Ia selalu bangga dalam pekerjaannya dan menganggapnya profesional dalam hal tersebut. Ketika sesampainya di rumah, tampilannya pun tetap tak berubah, dingin kepada suaminya sendiri, dan tak menganggapnya ada. Tak pelak hal tersebut mengundang pertanyaan bagi suaminya, Jonathan (Wendell Pierce), seorang guru yang menganggap getaran cinta mereka sudah hilang. Suaminya tak tahan lagi, lantas keluar rumah dan menginap di motel.
Di penjara pun, ia memberi pelatihan kepada para penjaganya untuk berlatih satu sama lain, mengikatkan dirinya ke kursi kematian itu, dengan rasa tenang luar biasa.
Namun narapidana berikutnya yang menunggu kematian, Anthony Woods (Aldis Hodge), seorang pembunuh polisi, orangnya sangat pendiam, dan suka menggambar burung, yang gambarnya ia tempel dalam dinding penjara.

Ia hanya berbicara kepada pengacaranya, Marty Lumetta (Richard Schiff) dan pendetanya, David Kendricks (Michael O’Neill), yang kadang-kadang memberikan ketenangan padanya.
Ketegangan ini berlangsung berhari-hari, dengan sejumlah demo yang ada di luar penjara yang meminta agar Anthony dibebaskan. Sekarang waktu yang tersisa tinggal 11 jam, dan masih menunggu kabar dari kantor gubernur, apakah bisa ditunda atau dilanjutkan.
Nantinya ada seseorang dari masa lalu Anthony datang mengunjungi, namun karakter ini tak memberi arti sedikit pun, terlebih harapan, malah menghancurkan psikis Anthony yang makin terkikis seiring waktunya yang sudah menipis.
Perlawanan bukannya tak ada. Marty secara terus menerus menantang kepatuhan Bernadine terhadap hukum, juga dari ibu korban yang meminta sedikit hati nurani untuk datang saat eksekusi, tapi semua itu tak diizinkan.
Ironis memang, hati nurani memang tak dapat ditempatkan pada tempat ia menjabat. Di satu sisi ia bertindak sesuai tugas dan kewajibannya, namun hal itu terus menghantui kehidupan pribadinya yang sudah mulai goyah.

Untuk aktingnya, tak perlu dipertanyakan lagi. Alfre Woodard dan Aldis Hodge telah menunjukkan kualitasnya selama ini. Film nya sendiri memang membuat depresi yang menonton, tanpa ada background music, dan jujur saja akan membuat kita mengantuk karena alurnya yang cenderung lambat.
Naskahnya sendiri sangat baik. Yang jelas pertahanannya sudah hancur, mentalnya ambruk menghadapi semua yang ia pikir hanya sebuah rutinitas belaka, dan perlahan-lahan iblis menguasai dirinya.
Kesimpulan yang bisa kita peroleh adalah, Bernadine hanyalah seorang kepala penjara. Ia tak berdaya terhadap hukuman mati yang telah ditetapkan pengadilan. Ia tak bisa berbuat banyak saat nyawa dipertaruhkan di tempat ia bekerja, karena bukan ia yang menghukum mereka, karena itu pula dia tak bisa mengampuni mereka yang akan dihukum mati.
Director: Chinonye Chukwu
Casts: Alfre Woodard, Aldis Hodge, Richard Schiff, Wendell Pierce, Richard Gunn, Danielle Brooks
Duration: 112 Minutes
Score: 6.5/10
The Review
Clemency
Clemency menceritakan tentang seorang sipir, Bernadine. Ketika ia bersiap mengeksekusi napi lain, ia harus menghadapi setan psikologis dan emosional yang diciptakan oleh pekerjaannya. Pada akhirnya hal tersebut menghubungkannya dengan pria yang harus dia bunuh.