Pada 3 November, Cineverse berkesempatan berbincang dengan salah satu pemain ‘Story of Dinda: Second Change of Happiness’, yakni Cantika Abigail.
Siapa yang tak mengenal grup vokal GAC, grup yang telah terbentuk sejak 2008 silam ini terdiri dari 3 orang yakni Gamaliel, Audrey, Cantika. Salah satu penyanyi grup tersebut, Cantika, baru saja membintangi film pertamanya, ‘Story of Dinda: Second Change of Happiness’. Dalam film ini, Cantika berperan sebagai sahabat Dinda yang bernama Nina.
Wanita cantik kelahiran 1993 ini, berbagi pengalamannya di film tersebut. Cantika bercerita bahwa ia ditawari casting di Visinema pertama kali oleh orang dari labelnya sendiri. Kemudian ia merasa tertarik, dan mencoba mengikuti jalannya casting. Beberapa hari kemudian, ia akhirnya mendapatkan kabar bahwa ia lolos casting dan memerankan peran Nina dalam film ini.
Selanjutnya, jadwal syuting pun langsung diterima nya. Sehingga, dari proses casting ke proses syuting tidak memakan waktu yang lama. Hal yang membuatnya tertarik untuk bergabung dalam project film ini adalah, ia melihat bahwa Visinema telah banyak menghasilkan konten-konten yang menarik dan dia telah lama menyukai rumah produksi tersebut.
Selain itu Cantika menambahkan, ketertarikan nya soal cerita yang diangkat dalam film ini. Menurutnya, point of view soal perempuan dalam film tersebut sangat baik ditampilkan. Belum lagi cerita film ini mengambil kisah percintaan dari sisi wanita, ditambah lagi sang sutradara yang menggarap film ini juga adalah seorang perempuan. Sehingga, arti dari kebahagiaan itu diungkap sangat menarik dalam film tersebut.
Cantika juga menyebutkan bahwa ‘Story of Dinda’, akan mendobrak arti kebahagiaan itu sendiri. Maksudnya disini adalah, ketika orang lain sibuk menebak ending dari cerita tersebut. Merka akan mendapatkan akhir cerita yang lebih dari ekspektasi penontonnya sendiri.
Sehingga ia merasa, bahwa para perempuan utamanya wajiba menonton film ini agar bisa mengetahui arti kebahagiaan itu sendiri yang sebenarnya.
“Terkadang kebahagiaan itu bukan ditanggung orang lain, akan tetapi kebahagiaan itu ada di tangan kita sendiri. Bagaimana kita seharusnya membahagiakan diri sendiri, sebelum kita bertanggung jawab dengan orang lain,” tambah Cantika. Ia juga mengingatkan, bahwa sebelum menonton ‘Story of Dina’ harus menonton terlebih dahulu ‘Story of Kale’.
Karena ‘Story of Kale’ adalah awal dari segala masalah Dinda, sehingga ketika menonton film ‘Story of Dinda’ semua cerita akan terasa saling berkesinambungan. Meskipun sejujurnya, Cantika sendiri baru menonton ‘Story of Kale’ setelah ia melakukan casting pertamanya. Menurutnya, film tersebut juga tak kalah bagus dengan complementary story yang baru saja rilis.
Cantika juga menjelaskan karakternya Nina dalam film ini. Ia menyebutkan bahwa Nina memiliki karakter sebagai pendengar yang baik, Nina juga termasuk orang yang berprinsip. Namun, Nina tak pernah memaksakan orang sekitarnya untuk menuruti prinsipnya tersebut, apalagi ke sahabatnya Dinda. Selain itu, Nina adalah salah satu orang yang cukup peka terhadap sekitarnya.
Sebenarnya, antara Cantika dengan karakternya Nina memiliki beberapa persamaan antara lain, pendengar yang baik dan termasuk orang yang dipercaya untuk menjadi tempat bercerita. Akan tetapi, ada perbedaan yang cukup signifikan antara Cantika dan karakternya.
Cantika sendiri adalah orang yang cukup berani menyampaikan pendapatnya. Namun, Nina sendiri tidak berkarakter seperti itu, Nina akan lebih menahan untuk tidak menyampaikan hal yang membuat sahabatnya terluka.
Sehingga hal tersebut menjadi salah satu kesulitan Cantikan, dalam memerankan karakter Nina. Bahkan ia beberapa kali sempat diingatkan oleh sang sutradara, agar lebih menetralkan emosi dan suaranya.
Selain karakter, beberapa hal yang sempat membuat Cantika agak kesulitan selama proses syuting adalah berlakon. Terkadang Cantika menyadari sorot kamera ke dirinya, membuat Cantika kesulitan harus berekpresi dan berusaha sekuat tenaga membuat senatural mungkin ia berperan sebagai Nina. Selain itu kesulitan lainnya adalah, karena ia dan Aurelie yang berperan sebagai Dinda, tidak cukup dekat.
Keduanya bertemu beberapa tahun yang lalu, dan pertemuan tersebut hanya sebatas perkenalan biasa. Hingga kemudian keduanya bertemu kembali, dalam project film ‘Story of Dinda’. Tetapi, karena keduanya memiliki karakter yang sama, dan juga satu frekuensi. Membuat Aurelie dan Cantika lebih cepat menyesuaikan diri sebagai seorang sahabat. Bahkan pertemanan itu terjalin hingga saat ini.
Beberapa hal yang membuat Cantika mudah dalam melakukan proses syuting ini adalah, ia mendapatkan team work yang sangat kekeluargaan. Mulai dari para pemainnya, meskipun tergolong senior para pemain seperti Abimana termasuk orang yang hangat dan pandai membangun suasana. Begitu pula para krue yang terlibat, semuanya berusaha membangun suasana yang nyaman.
Ditambah lagi sang sutradara yang mau mendengarkan pendapat para pemain nya, hal ini menambah kemudahan Cantika untuk berlakon se-natural mungkin. Bahkan Cantika berbagi pengalaman nya ketika syuting ke daerah Tanjung Lesung, karena kesulitan sinyal disana.
Membuat para kru dan pemain bersatu untuk mencari jaringan agar tetap terhubung. Menurutnya, moment ini adalah momen yang paling sulit dilupakan.
Menuju akhir, Cantika memberikan sedikit pandangan nya tentang kesempatan kedua. Cantika sangat percaya bahwa kesempatan kedua itu memang ada, sederhana nya adalah bernafas. Anugerah untuk bernafas diberikan tuhan ini berkali kali lipat setiap harinya, dan menurutnya ini adalah salah satu kesempatan hidup yang harus sangat disyukuri.
Sehingga ia percaya, bahwa kesempatan lainnya dalam hidup itu pasti ada.
Terakhir, Cantikan mengingatkan kepada Cilers untuk menonton ‘Story of Dinda: Second Change of Happiness’, di website khusus Bioskop Online dengan hanya membayar 25 ribu selama 2 x 24 Jam. Selamat menonton!