Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

‘Buffalo Boys’, Film Laga Indonesia dengan Sentuhan Wild West di Dalamnya

Juventus Wisnu by Juventus Wisnu
July 19, 2018
in Movies
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Genre action yang dicampurkan dengan elemen fantasi adalah sesuatu yang sangat jarang ditampilkan di sini. Beruntung, kini ada sebuah film yang berani menawarkan sajian seperti itu sehinggga penonton bisa menyaksikan satu perbedaan baru. Film tersebut berjudul “Buffalo Boys” yang disutradarai oleh Mike Wiluan. Berlatar tahun 1800-an, Buffalo Boys berkisah tentang dua anak dari seorang sultan yang ingin membalas dendam atas terbunuhnya ayah mereka dulu. Berhasil dibawa lari ke Amerika ketika kejadian naas itu terjadi, dua anak ini, Jamar (Ario Bayu) dan Suwo (Yoshi Sudarso), menjadi koboi-koboi wild west saat dewasa. Mereka berdua sangat jago menembak dan berkelahi. Dituntun oleh sang paman yaitu Arana (Tio Pakusadewo), Jamar dan Suwo kembali ke Indonesia untuk membunuh Van Trach (Reinout Bussemaker), kepala VOC yang menghabisi nyawa ayah mereka dulu.

Dari sinopsisnya saja Buffalo Boys sudah memiliki keunikan yang sangat menarik yaitu bercampurnya unsur western dan lokal dalam rentang waktu masa penjajahan Belanda. Sutradara Mike Wiluan punya tugas yang berat. Ia tidak hanya dituntut agar dapat memadukan kedua hal tadi dengan baik, namun juga harus bisa menjelaskan beberapa poin tertentu meskipun hal-hal tersebut merupakan bagian dari fiksi di film ini. Salah satu contohnya adalah background Jamar dan Suwo. Mereka berdua sudah dilarikan oleh Arana ke Amerika sejak bayi, maka dari itu muncul challenge di mana Mike harus membuat satu penceritaan agar kepergian Jamar dan Suwo ke Amerika menjadi lebih make sense. Pertanyaan “kenapa harus ke Amerika” mesti terjawab. Voila! Lahirlah ide tentang “railroad”. Di masa-masa wild west memang pembangunan jalur kereta api sedang marak-maraknya. Untuk itu para pengembang membutuhkan banyak budak dan di sinilah muncul ruang untuk setidaknya menyambungkan ide fantasi tadi dengan fakta yang dulu pernah ada.

Sayangnya, film tidak terlalu nendang di bagian awal. Masih di Amerika, Buffalo Boys memutuskan untuk mengawali kisahnya lewat satu pertarungan. Sebagai “attention seeker” agar penonton langsung tertuju kepada film, adegan pertarungan ini bisa dibilang berhasil. Tapi, jika cara ini pula yang dipilih sebagai trigger sehingga Arana berpikir bahwa sudah waktunya bagi mereka untuk pulang, sepertinya itu bukan saat yang tepat. Penyebab kenapa harus pulang sekarang masih belum cukup kuat. Selain itu, karena film langsung menampilkan Jamar dan Suwo ketika mereka sudah dewasa baru kemudian latar belakang masalah diceritakan secara flashback, maka dibutuhkan satu arahan agar penonton bisa langsung menginvestasikan diri kepada dua karakter ini secara cepat. Jika sudah timbul rasa simpati terhadap nasib mereka berdua, maka imbasnya akan lebih enak lagi. Arana tidak sekedar mengajak Jamar dan Suwo namun juga penonton secara tidak langsung.

Sesampainya di Indonesia, ekspektasi mengenai film ini pun berubah. Cerita sudah jelas mengenai balas dendam, jadi kita tinggal menunggu bagaimana balas dendam itu dilampiaskan dengan cara yang keras dan memukau. Nah, untuk urusan ini Buffalo Boys ahlinya. Jelas sekali bahwa Buffalo Boys merupakan film Indonesia dengan sajian visual yang oke punya.

Set dan kostum para karakter terlihat bagus dan penggabungan dari keduanya berhasil menggambarkan dengan akurat keadaan pada masa penjajahan yang kritis lagi mengenaskan. Di adegan-adegan aksi juga gambarnya terlihat begitu jernih. Bahkan, ketika film ini menampilkan gerakan slow-mo, kamera mampu menangkap detil gambar sehingga mata kita jadi semakin dimanja. Kemudian beberapa angle juga diambil dari sisi yang tidak terduga seperti bagian mata. Di luar kesulitannya, angle ini sukses merepresentasikan karakter koboi yang identik dengan kejeliannya dan juga meningkatkan intensitas perseteruan itu sendiri.

Untuk koreografi pertarungan, Buffalo Boys tentu tidak main-main. Mereka bekerja sama dengan koreografer internasional yang menggarap adegan perkelahian di film “Ong Bak”. So, selain hujan peluru, film ini juga memiliki adegan perkelahian tangan kosong yang keren dan tidak asal-asalan. Yoshi Sudarso sangat excited terhadap part ini dan ia menjelaskan bahwa para karakter memiliki gaya bertarung masing-masing, yang mana semuanya disesuaikan untuk mendukung penggambaran karakter itu sendiri. Suwo dan Jamar, misalkan. Mereka walaupun orang Indonesia tapi besar di Amerika. Makanya, fighting style mereka berdua terlihat lebih bergaya Amerika yang sluggish, mengandalkan tinjuan keras (boxing) tapi tetap lincah. Patut disayangkan belum ada karakter penting yang secara kental mewakili seni bela diri Indonesia. Arana versi muda (Donny Alamsyah) dan Sultan Hamza (Mike Lucock) tidak memiliki banyak screen time sedangkan Tio Pakusadewo sebagai Arana yang sudah menua lebih menonjolkan kekuatan utamanya sebagai seorang aktor senior yaitu kedalaman emosi.

Oke jika tetap ingin mendapatkan cerita ketika Jamar dan Suwo sudah ada di Pulau Jawa, maka cerita tersebut merupakan rasa cinta yang muncul dari para karakternya. Suwo diceritakan jatuh hati kepada Kiona (Pevita Pearce), yang merupakan anak dari Sakar (Donny Damara), sang kepala desa. Merupakan hal biasa ketika elemen percintaan masuk ke dalam cerita, apalagi karakter Kiona di sini digambarkan dengan bagus karena dia bukan tipe-tipe wanita yang minta diselamatkan. Tapi sayangnya, film terlihat buru-buru untuk menampilkan proses terjalinnya hubungan antara Suwo dan Kiona.

Self disclosure dari masing-masing karakter diungkapkan secara cepat. Imbasnya, intimacy memang bisa segera muncul tapi di sisi lain pengembangan seperti ini cukup mengherankan, mengingat Kiona dan Suwo baru bertemu. Pericntaan mereka justru menutup satu hal yang sebetulnya lebih diharapkan muncul kemudian dieksplor, yaitu rasa persaudaraan antara Jamar dan Suwo. Besar harapan penonton untuk melihat kekuatan chemistry ala Ben dan Jody di film ini. Atau, cerita mengolah konflik yang erat kaitannya dengan masalah kakak-adik seperti sang kakak yang belum sanggup memikul beban atau sang adik yang merasa iri. Sayang, itu nampaknya belum terealisasi.

Buffalo Boys adalah sajian aksi beroktan tinggi dengan cerita peranakan antara sejarah dan fantasi. Sebuah ide kreatif, dilanjutkan dengan eksekusi yang luar biasa impresif di mana kita akan langsung menyukai apa senjata utama yang dimiliki mereka. Ceritanya belum bisa dibilang memuaskan dan terdapat banyak pertanyaan, namun setidaknya film dapat menjawab isu besar yang mengganjal di awal. Karakter Jamar dan Suwo tentu memiliki potensi untuk lebih digali, senada dengan materi-materi kenusantaraan yang belum dijelajahi.

Director: Mike Wiluan

Starring: Ario Bayu, Yoshi Sudarso, Pevita Pearce, Tio Pakusadewo, Donny Alamsyah, Reinout Bussemaker, Zack Lee, Alex Abbad, Daniel Adnan, Mikha Tambayong, Donny Damara, Happy Salma, El Manik, Mike Lucock, Mike Wiluan, Sunny Pang

Duration: 112 minutes

Score: 7.5/10

Tags: Alex AbbadArio BayuBuffalo BoysDaniel AdnanDonny AlamsyahDonny DamaraEl ManikHappy SalmaMike LucockMike WiluanMikha TambayongPevita PearcePopularReinout BussemakerSunny PangTio PakusadewoYoshi SudarsoZack Lee
Juventus Wisnu

Juventus Wisnu

“Don't ask yourself what the world needs, ask yourself what makes you come alive. And then go and do that. Because what the world needs is people who have come alive.”

Related Posts

Reza Rahadian, Pevita Pearce, Andi Airin, Anggita Puri, Angga Dwimas Sasongko

Keren, Film ‘Seperti Sediakala’ Direkam Lewat Galaxy S22 Ultra 5G

June 16, 2022
Satria Dewa: Gatotkaca

Review Film – ‘Satria Dewa: Gatotkaca’

David S. Goyer Ungkap Keterlibatannya di Podcast ‘Batman Unburied’

David S. Goyer Ungkap Keterlibatannya di Podcast ‘Batman Unburied’

May 10, 2022
Batman Bangkit

Awi Suryadi Sutradarai Adaptasi Serial Audio ‘Batman Unburied’

April 26, 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse Banner Cineverse Banner Cineverse Banner
ADVERTISEMENT

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In