Batman Ketiga Tim Burton Tak Jadi Karena McDonald’s?

Tim Burton awalnya bermaksud mengarahkan film Batman ketiga, tetapi konflik antara Warner Bros dan McDonald’s membuatnya dipecat.

 

Film Batman yang dibintangi Michael Keaton adalah entri penting dalam genre superhero sinematik. Tapi semuanya hampir berbeda, karena pada awalnya Burton dan Keaton berniat untuk melanjutkan seri mereka.

Tim Burton awalnya dimaksudkan untuk melanjutkan penceritaan dari ‘Batman Returns’ dengan bab lain dalam kehidupan Dark Knight, hanya masalah keuangan yang melibatkan film ini, termasuk yang berasal dari McDonald’s.

Burton menyutradarai ‘Batman’ 1989 dan ‘Batman Returns’ 1992, keduanya menampilkan Michael Keaton dalam peran utama. Film pertama mempunyai budget yang cukup besar pada kala itu sehingga menjadi batu ujian yang signifikan.

© CBR

Memadukan karakter komik klasik dengan kerentanan dan gaya gothic Burton, sekuel film tersebut dengan cepat melanjutkan ke tahap produksi. Dan dilansir dari CBR sebagai bagian marketing dari peluncuran sekuelnya, Warner Bros. membuat kesepakatan dengan raksasa makanan cepat saji McDonald’s untuk memproduksi Happy Meal Toys bertepatan dengan pemutaran film tersebut.

Namun, rencana itu menjadi bumerang bagi Warner Bros dan McDonald’s ketika ‘Batman Returns’ ditayangkan perdana. Meskipun karya Batman, Catwoman dan Penguin dianggap sukses komersial dengan penghasilan 150 juta dolar AS, lebih sedikit dari pendahulunya di box office. Namun, beberapa reaksi negatif dari mulut ke mulut berhasil memperlambat kesuksesan film kedua ini.

Ditambah, kesepakatan mainan dengan McDonald’s telah menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat umum. Orang tua di seluruh Amerika menjadikan ‘Batman Returns’ sebagai objektifikasi seksual secara terbuka yang dipasarkan khusus untuk anak-anak hingga situasi menjadi sedemikian heboh sampai McDonald’s menarik kembali kesepakatan Happy Meal mereka, yang telah menggambarkan Batman dengan citra yang jauh lebih ceria dan penuh warna.

Tidak mau kehilangan kesepakatan mereka dengan perusahaan berpengaruh seperti McDonald’s, Warner Bros memecat Burton dari seri berikutnya, yang akhirnya menjadi ‘Batman Forever’.

© Warner Bros Pictures

Dalam prosesnya, banyak ide yang diwujudkan dalam film tersebut, termasuk kembalinya Catwoman karya Michelle Pfeiffer, berubahnya karakter Harvey Dent yang dibintangi Billy Dee William menjadi Two-Face dan pengenalan Robin Williams sebagai Riddler dan Marlon Wayans sebagai Robin, dihentikan.

Sebagai gantinya, skrip diubah menjadi lebih cenderung ke kartun, yang membuat Catwoman dikeluarkan dari cerita, Dent diciptakan kembali sebagai penjahat yang dilebih-lebihkan yang dimainkan oleh Tommy Lee Jones, begitu pula Riddler dan Robin yang dihadirkan dengan pemain berbeda.

Cerita untuk film tersebut sangat diperhalus, dan Joel Schumacher masuk untuk menggantikan Burton dan memasukkan film tersebut dengan inspirasi yang lebih campy dari serial televisi Batman yang dibintangi Adam West.

© Warner Bros Pictures

Tidak senang dengan arah serial ini, Keaton juga meninggalkan peran Batman dan membiarkan ide lain muncul tentang karakter Val Kilmer yang menjadi Dark Knight.

Mungkin tampak konyol, mengingat ketidaksenangan perusahaan makanan cepat saji atas kesepakatan mainan mereka menggagalkan salah satu waralaba film terbesar di dunia. Namun, semuanya terasa sangat masuk akal mengingat dampak budaya yang dimiliki McDonald’s di awal 1990-an dan betapa marahnya sebagian masyarakat atas seluruh kegagalan yang terjadi.

Seperti dilansir Entertainment Weekly, sebagian besar orang tua kecewa karena McDonald’s menargetkan penonton yang lebih muda melalui Happy Meal Toys dan cangkir bermerek Batman edisi terbatas bukanlah sesuatu yang ditujukan untuk anak-anak.

Tetapi dampak dari perselisihan tersebut akan membuat McDonald’s dan Warner Bros dikuatkan oleh kesuksesan finansial yang besar dan daya tarik merchandise ‘Batman Forever’ yang lebih campy, dan di film ‘Batman dan Robin’ semua yang dibangun susah payah tersebut malah menjatuhkan karakter ikonik ini dari bioskop selama hampir satu dekade.

Untungnya, banyak konsep Burton menjadi hidup dalam serial komik Batman ’89, tetapi kontroversi ini tetap menjadi hal yang menarik tentang apa sudah yang terjadi.

Exit mobile version