Film debut rumah produksi Imajinari, ‘Ngeri Ngeri Sedap’, turut memperlihatkan pemandangan menawan dari alam sekitar Danau Toba.
Film ‘Ngeri Ngeri Sedap‘ sudah tayang di bioksop sejak 2 Juni 2022. Film drama keluarga ini bercerita tentang keluarga batak yang merindukan anak-anaknya yang merantau.
Menariknya, bukan cuma menyajikan kisah keluarga yang dapat membuat penonton tertawa dan menangis di sepanjang film, ‘Ngeri Ngeri Sedap’ juga memberikan visual film yang cantik.
Pasalnya, syuting lebih banyak dilakukan di Balige, Sumatera Utara, tepat di tepi Danau Toba. “Kita 90 persen syuting di Balige, Danau Toba dan cuma 10 persennya di Jakarta,” ungkap Dipa Andika, produser film ‘Ngeri Ngeri Sedap’ dikutip dari rilisan pers yang diterima Cineverse, Jumat (10/06).
Bisa dibayangkan, hampir di setiap adegan, bisa terlihat bagaimana indahnya pemandangan yang masih asri di sana. Apalagi, di salah satu adegan juga menyoroti Bukit Holbung. Di mana, dari atas bukit tersebut kita bisa menyaksikan keindahan alam di sekitar Danau Toba.
Menurut Bene Dion Rajagukguk sebagai sutradara, pemilihan latar keindahan alam Danau Toba memang memiliki tujuan tersendiri. Ia berharap lewat film ini, akan membuat lebih banyak orang yang menyadari kalau alam di Balige itu indah.
Dengan begitu, Bene Dion ingin film ini juga bisa memajukan pariwisata di Balige atau Sumatera Utara lebih luas lagi. “Mudah-mudahan bisa menjadi trigger orang datang ke sana,” ungkapnya.
Penasaran dengan visual dan cerita film Ngeri Ngeri Sedap? Jangan sampai ketinggalan untuk menyaksikan filmnya di bioskop, ya!
‘Ngeri Ngeri Sedap’ merupakan karya perdana dari rumah produksi Imajinari yang bekerjasama dengan Visionari Film Fund, dibintangi oleh Boris Bokir, Gita Bhebhita, Lolox, Indra Jegel, Tika Panggabean, dan Arswendi Bening Swara.
Film menceritakan kisah Pak Domu (Arswendi Bening Swara) dan Mak Domu (Tika Panggabean) yang tinggal bersama Sarma (Gita Bhebita), ingin sekali tiga anaknya: Domu (Boris Bokir), Gabe (Silolox) dan Sahat (Indra Jegel) yang sudah lama merantau pulang untuk menghadiri acara adat, tetapi mereka menolak pulang karena hubungan mereka tidak harmonis dengan Pak Domu.
Pak Domu dan Mak Domu akhirnya berpura-pura bertengkar dan ingin bercerai demi mendapatkan perhatian dari anak-anaknya.