[Bad Genius] re-envisions the heist movie with grades instead of gold and proves that commercial films can still be innovative and remind us why we love movies.
Sudah bukan rahasia lagi di kalangan penonton tanah air, film-film Thailand merupakan film yang paling mampu menarik minat di samping rilisan Hollywood dan tanah air, dibanding rilisan dari industri film-film Asia lainnya, sebutlah Korea, Bollywood, Jepang dan bahkan Hong Kong. Umumnya, film-film Thailand yang bertemakan kehidupan remaja, apapun genrenya.
Untuk tahun ini, salah satu film remaja Thailand berkualitas tayang di bioskop tanah air. Berjudul Bad Genius (Chalard Games Goeng), berbeda dengan film-film remaja asal Thailand lainnya, hasil arahan terbaru sineas Nattawut Poonpiriya ini tengah menjadi film paling terkemuka di negerinya, dengan menjadi pemegang film Thailand paling laris untuk saat ini.
Idenya dikembangkan dari kejadian nyata yang terjadi di Tiongkok tentang penundaan SAT di Tiongkok dikarenakan terungkapnya skandal kecurangan, Bad Genius menjadi kiprah kedua sineas Poonpiriya di bangku penyutradaraan setelah berhasil mengawali debut gemilang lewat film drama thriller remaja Countdown yang dirilis pada tahun 2012.
Bad Genius berfokus pada Lynn (Chuengcharoensukying), seorang gadis kelas dua SMA sangat cerdas yang selalu mendapat nilai A di sekolahnya. Lynn yang hanya tinggal bersama sang ayah, dengan raihan prestasinya dengan mudah diterima ke sebuah sekolah bergengsi, dari jalur beasiswa. Di sekolah barunya itu, sang gadis berkenalan dan kemudian menjalin pertemanan dengan Grace (Hosuwan), gadis cantik yang prestasinya bermasalah. Karena iba, Lynn mulai membantu temannya itu berbuat curang dalam menghadapi ujian akademik.
Hingga suatu ketika, Lynn didatangi kekasih Grace, Pat (Supapunpinyo) yang menawarinya bayaran agar sang gadis juga mau membantu dirinya dan teman-temannya. Awalnya menolak, tawaran itu kemudian disambar Lynn setelah ia mengetahui bahwa pihak sekolah mengutip ‘bayaran tambahan’ dari sang ayah. Dari situ, gadis berambut panjang yang sangat cerdas ini mulai mengembangkan berbagai teknik kecurangan untuk memberikan jawaban soal ujian pada para kliennya, hingga akhirnya salah satu siswa cerdas bernama Bank (Santinatornkul) secara tidak sengaja mengungkap kecurangan Lynn, yang mengakibatkan sang gadis dicabut beasiswanya serta mengubur kesempatannya melanjutkan studi ke bangku kuliah melalui program beasiswa internasional.
Meski kehilangan peluang masa depannya, Lynn kembali menyanggupi tawaran Pat dan Grace untuk membantu pasangan kekasih ini mencurangi STIC – tes masuk universitas standar internasional. Kali ini menempatkan sang gadis menempuh resiko besar di negara lain dan nasib banyak klien yang telah direkrut Pat. Apakah misi ini akan berhasil dengan mulus?
Sangat beralasan memang mengapa film yang judulnya dalam bahasa Thailand berarti “pintar dalam hal berbuat curang“ ini selain mampu mendulang kesuksesan besar di kancah box office Thailand juga menuai pujian banyak pengamat perfilman dunia di ranah internasional. Pasalnya, meski dalam beberapa adegannya terasa agak overacting, namun secara keseluruhan, film arahan Poonpiriya ini ‘lezat dikonsumsi’ dan juga ‘sarat gizi’. Penuangannya berjalan sangat menarik dan unsur ketegangan yang dikedepankan mampu dijaga dari awal sampai akhir. Ya, siapa yang bakal mengira bahwa film tentang upaya mencontek di bangku sekolah bisa terasa sangat menegangkan seraya mengasyikkan.
Pemain: Chutimon Chuengcharoensukying, Thaneth Warakulnukroh, Teeradon Supapunpinyo, Chanon Santinatornkul, Eisaya Hosuwan
Sutradara: Nattawut Poonpiriya
Durasi: 130 menit