Asal Mula di Balik Ide Cerita Film Suzume

Suzume merupakan karya terbaru dari Makoto Shinkai yang baru saja tayang di Indonesia

suzume

© Toho

Makoto Shinkai mengambil peristiwa gempa bumi dan tsunami dan menampilkan menjadi sebuah perjalanan penyelamatan fiksi sekaligus romantis.

Hai, Cilers!

Siapa yang sudah menyaksikan karya terbaru dari sang maestro, Makoto Shinkai? Berjudul Suzume no Tojimari, film tersebut telah tayang serentak di bioskop seluruh Indonesia pada 8 Maret kemarin.

Mengangkat tentang bencana alam, kali ini Makoto Shinkai menyajikannya dengan petualangan seru yang membawa penonton untuk melihat beberapa kota-kota yang terkena gempa dan ditinggalkan masyarakat sekitar.

Shinkai mengatakan jika dirinya memiliki beberapa ide berbeda yang berkembang dari waktu ke waktu, jadi menurutnya akan sangat sulit untuk menentukan satu konsep atau ide dari mana inspirasi itu berasal.

Pada dasarnya, gempa bumi tahun 2011 yang melanda sisi timur Jepang itulah yang menginspirasi dirinya untuk membuat film ini. Dan kejadian itulah yang membuatnya ingin mengambil tema-tema bencana tersebut ke dalam karya terbarunya dengan menerjemahkannya ke dalam bentuk animasi, dimulai dari Your Name dan juga Weathering With You.

“Tapi saat memikirkan Suzume, saya tidak benar-benar melihat gempa bumi sebagai konsep intinya; yang benar-benar ingin saya lakukan adalah memamerkan Jepang dan membuat film ini di mana setiap penonton melakukan perjalanan melalui semua lokasi berbeda di seluruh negeri,” kata Shinkai dalam sebuah wawancara bersama The Hollywood Reporter.

Shinkai memulai semuanya dengan berpikir tentang bagaimana menjadikan Suzume sebagai film petualangan —yang membahas Jepang dalam keadaannya saat ini.

Kemudian setelah melewati berbagai diskusi, dirinya terus kembali ke gagasan tentang tempat-tempat yang tidak dapat ditinggali di seluruh negeri, yang disebabkan oleh bencana atau penurunan populasi (karena populasi Jepang mulai menurun drastis, ribuan rumah, dan bahkan seluruh desa dan pembangunan pinggiran kota telah ditinggalkan dalam beberapa tahun terakhir).

“Ada berbagai reruntuhan di seluruh Jepang yang akan menjadi latar belakang yang bagus. Memikirkan bagaimana karakter kita akan berakhir melalui petualangan ini, saya terus kembali ke daerah timur laut Jepang di mana Gempa Besar Jepang Timur paling parah melanda,” lanjut Shinkai.

“Hal itu benar-benar membuat saya berpikir tentang bagaimana gempa bumi 2011 benar-benar ada di pikiran sepanjang karier saya dalam beberapa tahun terakhir. Jadi, ketika memikirkan tentang di mana karakter tersebut mencapai akhir cerita mereka, saya pikir penting untuk menangani masalah ini – gempa bumi – hampir secara langsung untuk memahaminya dengan lebih baik,” tutupnya.

Exit mobile version