Pada awalnya, film ‘The Woman in the Window’ ini direncanakan rilis di bioskop. Sayang, karena pandemi, filmnya memutuskan untuk rilis perdana di Netflix pada hari ini, 14 Mei 2021.
Kisahnya mengenai seorang wanita bernama dr. Anna Fox (Amy Adams) yang dituliskan “terperangkap” dalam sebuah eksistensi dalam rumahnya sendiri. TOTAL FILM edisi April 2021 menyebut kalau Annaa menderita ketakutan akan dunia luar. Apa yang dialami Anna di sini disebut sebagai Agoraphobia/Agoraphobic.
Menempatkan Potret Karakter dengan Agorafobia
Agoraphobic sendiri berarti rasa takut atau cemas yang berlebihan pada tempat atau situasi yang bikin penderitaanya berasa panik, malu, tidak berdaya, atau terperangkap. Situs Alodokter menulis, biasanya orang yang mengalami ini pernah mengalami satu kali serangan panik atau lebih.
Sutradara Joe Wright (Pride & Prejudice, Atonement) kemudian menjelaskn baagaimana ia dan tim mengembangkan cerita filmnya sehingga sesuai dengan konteks Agorphobia.
“Ketika kami mengembangkan skirpnya dan di masa editing, kami berusaha meyakinkan bahwa kami betul-betul menyampaikannya. Makna dari agoraphobia, dan bagaimana karakter Anna Fox menghadapinya tanpa meninggalkan rumah, karena itu hal yang berada diluar batas.”, ungkapnya.
Keterkaitan dengan Pandemi
Kebetulan banget, karena filmnya terdampak pandemi, ‘The Woman in the Window’ ini kemudian memiliki disonansi kognitif dengan apa yang dialami oleh masyarakat sekarang. Sama-sama gak bisa keluar rumah, meski alasannya berbeda.
“Sekarang kita semua tahu gimana rasanya gak bisa keluar rumah”, Joe melanjutkan. “Hari-hari terasa seperti siklus yang bak mimpi buruk terus menerus dari tempat kita tidur, makan, dan untuk beberapa, ada alkohol juga.” Pantas saja jika setelah ini Joe menuturkan bahwa ia ingin membuat film yang penuh cinta dan cahaya yang mampu memberi harapan.
Film Klasik yang Serupa
Kembali ke filmnya, ‘The Woman in the Window’ premisnya memamng mengingatkan kita pada film ‘Rear Window’ (1954) karya Alfred Hitchcock. Meski begitu, Joe enggan untuk membandingkan karyanya ini dengan karya Hitchcock tersebut. Ia mengaku justru lebih terpikir sama filmnya Robert Bresson yang berjudul ‘A Man Escaped’ (1956).
Ia merasa tertarik oleh bentuk dan ide filmnya. ‘Rear Window’ bercerita tentang seorang fotografer professional, L.B. Jeff, yang “terkurung” di kuris roda apartemennya di wilayah Greenwich Village – Manhattan. Sementara itu ‘A Man Escaped’ mengisahkan tentang anggota pemberontak Perancis yang menghabiskan hari-harinya di penjara Nazi dan menyusun sebuah rencana pelarian yang rumit.
“Aural World” dalam Film
Terakhir, Joe ingin menempatkan penonton di tempat yang tak seharusnya melalui unsur suara. Ini didasari pada pemikiran Joe yang menganggap bahwa audiens kini sangat melek gambar.
“Kita telah diajari membaca gambar dalam sekejap. Tetapi dunia yang sifatnya aural, bisa merayap juga pada diri kita entah bagaimana caranya.”, jelas Joe. “Ini memengaruhi perasaan kita dibanding pemikiran kritis kita, dengan cara yang saya temukan menarik dan mengasyikkan”.
Dalam film ini Joe bekerja sama dengan Paul Carter yang bertanggung jawab membentuk alur design sebagai sound designer film dan Danny Elfman untuk bagian scoring-nya.