Setelah sekian lama ditunggu, kurang lebih tiga tahun dari album terakhirnya di tahun 2014, Let It Be My Way, album baru Andien akhirnya resmi dirilis. Album yang diberi judul Metamorfosa ini juga membuat Andien seperti terlempar ke masa silam. Momen dimana ia dulu meniti awal karirnya dengan unsur-unsur jazz. “Album ke tujuh saya ini kalau kita simak dengan teliti, akan terlihat era dimana saya kembali ke masa silam. Dimana unsur-unsur jazz mempengaruhi album saya. Tentunya tidaklah sama, di album ini kematangan saya sudah melalui proses panjang. Banyak sekali sentuhan modern yang membuat album ini terasa sangat dewasa. Dan tentu hal ini sangat baik dari segi musikalitas untuk saya sendiri.” kata Andien dalam bincang-bincang dengan media di Gallery Indonesia Kaya, Jakarta (4/10).
Dirinya pun tidak menepis tema cinta yang ia usung. Namun setelah dirinya menjadi seorang ibu, pengalaman personal dirinya secara tak langsung ikut mempengaruhi lirik lagu yang ia nyanyikan di album terbarunya ini. Karena album ini dibuat dengan rentang waktu cukup lama, dari awal kehamilan Andien sampai Kawa, anaknya lahir.
Dan pembuatan dengan cara indie ini pula yang memberinya banyak kebebasan, terutama dalam segi waktu dan pemilihan lagu hingga cover album. Tentunya Andien yang sudah pernah menggarap album secara indie pada album Bisikan Hati yang dirilis tahun 2000 silam, tidak terlalu kaget. Malah dirinya merasa sangat bebas bereksplorasi lebih jauh.
Album Metamorfosa ini berisikan 11 lagu yang didominasi dengan genre jazz seperti Macapat Kinanti, Belahan Jantungku, Halo Sayangku, Indahnya Dunia, Metamorfosa, Biru, Pelita, Askara, Warna-Warna, dan Tak Lelo Lelo Ledung.
Beberapa musisi kondang juga ikut membantu dalam proses penciptaan lagu seperti Rieka Roeslan, Satrio Alexa, Lafa Green, Tohpati, Tulus, dan trio Lale, Ilman, Nino. Lagu Biru yang ada di album Metamorfosa merupakan aransemen baru dari lagu yang pernah dipopulerkan penyanyi Anda.