Zona Merah diproduksi oleh Screenplay Films dan disutradarai Shidarta Tata dan Fajar Martha Santosa.
Hai, Cilers!
Jika Kamu termasuk penyuka tontonan menegangkan dengan kehadiran zombie, maka Zona Merah wajib dinantikan. Vidio original series ini digadang-gadang menjadi produksi dengan budget besar untuk tema cerita zombie.
Zona Merah akan menawarkan pengalaman menonton yang belum pernah ada sebelumnya dengan membawa penonton ke dalam dunia apokalips yang penuh ketegangan dan adrenalin tiada henti.
Series ini menghadirkan para aktor berbakat lintas generasi, seperti Aghniny Haque, Andri Mashadi, Lukman Sardi, Devano Danendra, Maria Theodore, Ruth Marini, dan Ratna Riantiarno.
Premisnya mengikuti kisah di mana kegelapan malam bukan satu-satunya hal yang harus ditakuti. Di tengah sulitnya para kaum marjinal bertahan hidup karena himpitan kekuasaan, ancaman baru yang disebut ‘mayit’ muncul dari kegelapan.
Bagaimana sekelompok penyintas di daerah bernama Rimbalaya berjuang melawan teror yang muncul? Apa yang memicu kebangkitan mayit? Bagaimana mereka akan bertahan?
“Zona Merah menjadi lompatan baru dalam kreativitas saya sebagai seorang sutradara dan penulis.”
“Bersama rekan saya, Fajar Martha Santosa dan kawan-kawan dari Penakawan, kami menggarap cerita yang terinspirasi dari kisah nyata tentang kejahatan terstruktur dari sekelompok elit, yang kemudian digabung dengan cerita urban legend,” jelas Sidharta Tata.
“Kalau selama ini saya berpengalaman menggarap film atau series bergenre action, horor. Kini saya menggabungkannya menjadi sebuah thriller yang lebih kompleks dan daya mencekam lebih dahsyat dengan kemunculan ‘mayit-mayit hidup,” imbuhnya.
Alasan pemakaian kata Mayit dibanding Zombie
Fajar Martha Santosa mengungkapkan bahwa dalam proses berkarya bersama para tim Creator & Story development, mereka senang berimajinasi dengan memasukkan hal-hal yang konteksnya lokal.
“Waktu itu kami membayangkan kalau dunia sudah mengenal zombie. Jauh sebelum Zona Merah dibuat. Dan jangan salah, itu menguntungkan. Kita tidak perlu membuat kerumitan lain soal zombie. Nah, karena kami juga ingin kita punya zombie kita sendiri, maka dipilihlah nama yang dikenal luas oleh masyarakat indonesia, yaitu MAYIT,” jelas Fajar.
Mayit dalam Zona Merah bukan sekadar zombie biasa. Kemunculan para mayit ini tidak lepas dari adanya Cawan Hantu, alias bunga bangkai yang dipercaya oleh sebagian masyarakat tertentu sebagai sumber dari segala bala. Bagaimana cawan hantu ini menjadi awal malapetaka?
“Nah ini berkaitan dengan treatment yang kami lakukan. Mayit kita ini lokal. Selokal kamu akan ketemu mayit yang pakai sarung, nggak pakai sepatu, pakai kebaya, ompong dan lain-lain.”
“Mayit kita juga bergerak dengan penciuman, jadi lebih unik. Mereka punya karakter khusus termasuk ada kelemahan tertentu. Ini yang menjalin cerita menjadi semakin seru, “ tambah Fajar.
Dalam setiap episode, penonton akan dibawa menyelami bagaimana para mayit ini muncul dan berkembang, serta ancaman-ancaman baru yang mereka bawa.
Keunikan mayit ini tidak hanya menambah ketegangan, tetapi juga membuat penonton penasaran akan bagaimana karakter-karakter dalam cerita ini bertahan hidup dan mengatasi teror yang terus berkembang.
Nantikan penayangan episode perdananya, eksklusif hanya di Vidio!