Kehadiran Poppy Sovia dan sederet bintang lain jadi alasan mengapa serial ‘Dapur Napi’ sayang untuk dilewatkan.
Vidio bekerjasama dengan Wahana Kreator luncurkan original series terbaru ‘Dapur Napi’ dari kreator Gina S. Noer dan Amelya Oktavia.
Dua sutradara muda yaitu Rein Maychaelson dan Adis Kayl akan mengarahkan series yang dibintangi oleh Clara Bernadeth, Asmara Abigail, Poppy Sovia, Shenina Cinnamon dan Andri Mashadi.
Vidio Original Series ‘Dapur Napi’ berkisah tentang sekelompok perempuan mantan napi dengan karakter yang sangat unik dan berbeda; Laila, yang merasa tidak pantas untuk bahagia, Ayu, yang tidak percaya laki-laki, Nur, dengan tingkah laku seperti seorang preman, dan Namira, yang seringkali memendam perasaan.
Laila, Ayu, dan Nur, yang bertemu selama masa tahanan, membuka sebuah usaha rumah makan bernama Dapur Napi, setelah keluar dari penjara. Sebagai mantan napi, hidup mereka tidaklah mulus. Mereka harus berhadapan dengan banyak stigma negatif, penolakan dari berbagai pihak, termasuk masyarakat sekitar. Apakah ada kesempatan kedua bagi mereka untuk ‘pulang’ dan diterima kembali oleh masyarakat?
Merupakan serial bertabur bintang muda Indonesia, ‘Dapur Napi’ memiliki kekuatan tersendiri karena karakter yang diperankan oleh para aktor dan aktris yang telah berpengalaman di banyak judul original series maupun film layar lebar.
“Series ini mewakili perempuan mantan napi yang menginginkan kesempatan kedua ketika kembali ke tengah masyarakat. Sebagai masyarakat Indonesia, mungkin di sekitar kita pernah mengalami dan merasakan keberadaan sosok perempuan mantan napi. Jika selama ini kita tidak pernah bersikap objektif dan adil dalam menilai mereka, mungkin series ini bisa mengetuk para hati untuk menerima mereka di lingkungan sekitar dan memberikan kesempatan kedua. Itu pesan moral yang mungkin bisa dipetik dari series ini.” tambah Adis yang juga berperan sebagai sutradara.
Selaku kreator, Gina bercerita bahwa ide ‘Dapur Napi’ berasal dari liputan mendalam tentang program deradikalisasi untuk mengembalikan mantan teroris ke masyarakat. “Ada yang soal minta maaf ke keluarga, susahnya diterima kembali, dan salah satunya ada restoran di Solo yang pekerjanya adalah mantan teroris. Karena saya tidak paham soal terorisme, saya reflect ke perjalanan saya sebagai perempuan.” katanya.
Jadi, sudahkah Cilers melihat penampilan mereka? Apakah yang akan Cilers lakukan seandainya berada di posisi para wanita kuat tersebut?