4 Film Indiana Jones Terburuk Hingga Terbaik Hingga Saat Ini

Menjelang rilis Indiana Jones and the Dial of Destiny, ini dia 4 film Indiana Jones terburuk hingga terbaik

4 indy movie

© Paramount Pictures

Sesaat lagi kita akan melihat film Indiana Jones kelima, Indiana Jones and the Dial of Destiny yang disutradarai James Mangold, dan karakter Indy tetap akan diperankan Harrison Ford.

Aktor kawakan Harrison Ford telah berperan sebagai Indy selama 42 tahun dan terus bertambah, tetapi mana film terbaiknya dari keempat ini? Filmnya memang ikonik, tetapi karakter ini juga muncul di serial TV, The Young Indiana Jones Chronicles yang diperankan Sean Patrick Flanery.

Karakter ini muncul juga dalam beberapa buku, novel, video game, dan masih banyak lagi. Melalui semua itu, Indiana Jones tetap menjadi salah satu pahlawan aksi-petualangan paling populer dalam sejarah film.

Pada tahun 1970-an, George Lucas muda menulis The Adventures of Indiana Smith, versi modernnya sendiri dari serial film tahun 1930-an dan cerita-cerita pulp yang kemudian menginspirasi dia untuk menciptakan Star Wars.

Temannya, Spielberg, berhenti mengedit Close Encounters of the Third Kind (diketahui via CBR), terlibat dalam proses tersebut dan akhirnya, pasangan sineas tersebut membawa konsep tersebut ke Paramount Pictures.

Setelah perubahan nama yang cepat, karakter itu menjadi Indiana Jones, seorang profesor arkeologi dengan bakat menemukan barang antik langka dan mistis, kemudian menjadi bintang di lima filmnya.

4. Indiana Jones dan the Kingdom of the Crystal Skull (2008)

© LucasFilm

Film Indiana Jones keempat ini mengambil jarak 19 tahun setelah film ketiga. Indiana Jones and the Kingdom of the Crystal Skull berfokus pada Perang Dingin, mengubah penjahat dari Nazi menjadi Soviet.

Itu juga membuat Indy belajar tentang keberadaan alien dan kedatangan mereka di Bumi di masa lalu. Spielberg kembali sebagai sutradara dan beberapa favorit penggemar kembali, termasuk Karen Allen sebagai Marion. Kritik pro dan kontra pun sontak mulai berdatangan.

Fans langsung menyorot Indiana Jones dan the Kingdom of the Crystal Skull setelah dirilis, dan film ini merupakan film dengan rating terendah dari seluruh franchise pada skoring Rotten Tomatoes. Banyak kritikan menunjukkan alien, yang tidak masuk akal.

Walaupun sebenarnya waralaba tersebut juga pernah menghadirkan Ksatria Templar yang umurnya berabad-abad, voodoo, dan Tabut Perjanjian yang bisa mencairkan wajah.

Film itu seharusnya membawa waralaba ke arah yang baru dengan putra Indy, Mutt (Shia LaBeouf) sebagai fokusnya, tetapi Mutt malah menjadi karakter yang paling mengecewakan dalam film tersebut dan seluruh waralaba mati lagi selama 15 tahun berikutnya. Filmnya tidak buruk, tetapi tidak mencapai level pendahulunya.

3. Indiana Jones and the Temple of Doom (1984)

© Paramount Pictures

Dalam Film Indiana Jones pertama, kita melihat profesor arkeologi dan pemburu harta karun tersebut mencari artefak dalam Kitab Suci untuk menghentikan Nazi mendapatkan kekuatan manusia super dalam Perang Dunia II.

Menarik memang, tapi begitu kita melihat plot film Indiana Jones kedua, kita akan langsung mengatakan kalau film ini tampaknya akan menjadi aneh. Meninggalkan dunia artefak berbasiskan Kitab Suci, di Indiana Jones and the Temple of Doom, Indy malah pergi ke India dan berakhir dalam petualangan yang melibatkan ilmu hitam, perbudakan anak, dan pengorbanan manusia.

Indiana Jones beralih dari Tabut Perjanjian ke kultus voodoo. Film itu mengejutkan budaya, dengan pendeta tinggi yang memakan otak monyet.

Ketika Indiana Jones and the Temple of Doom dirilis, film tersebut mendapat tinjauan yang beragam. Sebagian besar kritikus yang tidak menyukainya menganggapnya terlalu gelap dibandingkan kisah petualangan seru dari film pertama.

Film tersebut menerima analisis kritis yang lebih positif ketika dinilai ulang bertahun-tahun kemudian. Masih ada masalah, termasuk Willie Scott (Kate Capshaw) yang terlihat selalu panik, dan stereotip rasial yang ofensif.

Namun, Indiana Jones and the Temple of Doom memiliki saat-saat yang menyenangkan saat Ke Huy Quan tetap menjadi favorit penggemar, dan kembali lagi ke layer lebar dan memenangkan Oscar 39 tahun kemudian menjadi momen spesial bagi penggemar film Indiana Jones.

2. Raiders of the Lost Ark (1981)

© Paramount Pictures

Raiders of the Lost Ark merupakan awal dari segalanya. Film ini berhasil menapakkan jejaknya dari pasangan George Lucas dan Steven Spielberg dalam menciptakan karakter petualang pemburu harta karun yang ikonik sepanjang masa.

Bahkan setelah filmnya keluar, Raiders of the Lost Ark berakhir sebagai kesuksesan besar, dan mempertahankan status ikonnya. Sementara kisah asal muasal karakter ini menjadi penghormatan kepada film-film serial masa kanak-kanak Spielberg dan Lucas, yang bertahan hingga 40 tahun lebih.

Orang-orang menyukai Harrison Ford sebagai Han Solo dalam waralaba Star Wars, tetapi Indiana Jones menjadikannya karaker yang paling dikenal hingga saat ini. Dalam Raiders of the Lost Ark, dia adalah perpaduan sempurna dari petualang yang percaya diri dan film tersebut menambahkan sentuhan humor yang sempurna di antara adegan aksinya yang tidak ada duanya.

Pemeran pendukung sama hebatnya, dengan Marion yang tangguh yang diperankan Karen Allen dan Sallah yang diperankan John Rhys-Davies, langsung menjadi favorit penggemar. Menambahkan Nazi sebagai penjahat dan latar pada Perang Dunia II hanyalah pelengkap, karena itu menjadikan Indiana Jones sebagai pahlawan sesungguhnya dalam film pertamanya ini.

Raiders of the Lost Ark memenangkan lima Oscar dalam sembilan nominasi. Library of Congress bahkan memasukkan film ini ke National Film Registry untuk pelestarian pada tahun 1999, mengutipnya sebagai film yang signifikan secara budaya, sejarah, atau estetis. Film ini juga meraih pemasukan 389 juta dolar AS di seluruh dunia, dengan biaya pembuatan hanya 18 juta dolar AS.

Raiders of the Lost Ark membantu menciptakan standar tersendiri, seperti apa film aksi dan bahkan video game untuk empat dekade berikutnya dan dari semua film Indiana Jones, Raiders of the Lost Ark-lah yang tetap menjadi awal dari sebuah masterpiece.

1. Indiana Jones and the Last Crusade (1989)

© Paramount Pictures

Pada tahun 1989, sepertinya film Indiana Jones kembali ke ranah aslinya, dan membuat Raiders of the Lost Ark begitu dicintai. Membuang banyak momen horor dari Temple of Doom, Indy kembali dalam petualangan petualang dengan satu perbedaan mencolok dari dua film sebelumnya: kali ini, ayahnya ikut dalam perjalanan.

Apa yang membuat Indiana Jones and the Last Crusade menjadi saat yang menyenangkan adalah chemistry antara Harrison Ford dan Sean Connery, yang berperan sebagai ayah Indy, Henry Jones Sr. Lelucon timbal balik antara dua megabintang tersebut membuat setiap momen yang mereka sangat ditunggu fansnya.

Kombinasi keduanya sangat baik dan humor keduanya memang selalu ditunggu fansnya. Terlebih lagi saat mereka berdua menaiki sepeda motor sespan milik Nazi dan terjebak bertemu Hitler saat pembakaran buku. Adegan mengocok perut itu menjadi salah satu adegan memorable dalam film ketiga ini.

Pasangan ayah dan anak tersebut berusaha mengalahkan Nazi agar tidak memperoleh Holy Grail atau Cawan Suci, yang mereka yakini akan memberi mereka hidup abadi. Indiana Jones and the Last Crusade mengirim Indy dan Henry dalam petualangan epik, dengan liku-liku, dan pengkhianatan, dan itu adalah kembalinya bentuk waralaba ke jalan semestinya.

Indiana Jones and the Last Crusade  juga sangatlah lengkap. Kita akan melihat masa kecil Indiana Jones yang belum pernah digambarkan sebelumnya. Almarhum River Phoenix (kakak dari Joaquin Phoenix-red) bermain brilian saat ia menjadi pramuka, dan menunjukkan ketertarikannya terhadap artefak kuno.

Ia juga berusaha mencegah artefak kuno tersebut dicuri penjarah agar bisa ia kembalikan ke museum. Di sini juga kita akan melihat bagaimana Indy saat remaja begitu takut terhadap ular, yang berimbas ke masa dewasanya.

Indiana Jones and the Last Crusade memperoleh kesuksesan box office yang luar biasa, dengan pemasukan seluruh dunianya mencapai 474 juta dollar AS, dengan biaya pembuatannya hanya 48 juta dolar AS.

Selain itu, humor yang bercampur dengan petualangan menjadikannya salah satu film terbaik dalam genre aksi-petualangan di tahun 1980-an, bahkan bisa dikatakan yang terbaik. Dengan kesuksesannya, kita agak heran kalau waralaba Indiana Jones membutuhkan waktu hampir 20 tahun untuk melihat sekuel berikutnya.

Rasanya menarik melihat film kelimanya ada di layar lebar bukan Cilers? Nantikan Indiana Jones and the Dial of Destiny pada 28 Juni 2023 di semua bioskop Indonesia.

Exit mobile version