Dekade 80-an bisa dikatakan merupakan dekade puncak modernisasi di berbagai aspek hiburan terutama musik dan film.
Di musik, serbuan penyanyi serta band dari berbagai genre benar-benar sangat ramai (crowded).
Makanya hingga detik ini, tak heran jika masih banyak orang yang hingga detik ini, masih bingung sendiri kalau harus menentukan lagu terbaik ataupun terfavorit era 80-an.
Nah di film, industri ini diramaikan oleh puncak modernisasi dari genre fantasi atau sci-fi dan tentunya bejibunnya genre yang menceritakan kisah hidup para remaja kala itu, coming of age.
Alhasil, tak heran seperti hal-nya musik, banyak banget juga rilisan film-film keren nan colorful di dekade ini. Namun dari semua rilisannya, berikut adalah 30 yang menurut kami adalah yang paling keren.
30. Batman (1989)
Walau audiens dan fanboy suka dengan seri dan film Batman “cupu” Adam West yang dirilis di tahun 1966, tetap saja banyak dari mereka yang ingin banget untuk menyaksikan film Batman yang beda atau sekelam seperti di komiknya.
Dan setelah menunggu, akhirnya keinginan tersebut terkabulkan melalui rilisan super goth arahan sutradara weirdo favorit kita, Tim Burton (Beetlejuice).
Walau awalnya banyak yang skeptis, terbukti bahwa arahan baru si manusia kelelawar ini sangat fresh dan keren banget.
Seluruh fanboy komiknya, langsung membandingkan film ini dengan storyline-storyline komik kelam Batman seperti salah satunya, The Killing Joke (1988) yang memang menjadi salah satu template inspirasi film ini.
Selain arahan dan ide jenius Burton, Michael Keaton (Beetlejuice) dan Jack Nicholson sebagai Batman dan Joker-nya, jugalah sangat fantastis penampilannya.
Alhasil tidak heran jika film ini sekali lagi, langsung menjadi standar baku baru bagi film-film Batman ke depannya.
29. Bill & Ted’s Excellent Adventure (1989)
Yap. Mata Chillers tidak salah lihat. Sosok yang berambut hitam dan kelihatan giginya itu, adalah si badass John Wick, Keanu Reeves.
Memang gila kalau dipikir. Tapi ya namanya juga awal karir. Semua aktor atau aktris, pastinya akan bermain di film-film yang “cupu” atau ngelenyeh dulu.
Tapi untuk kasus drama sci-fi sejarah ini, se-ngelenyeh-ngelenyeh nya film ini, justru kelenyehan nya itulah poin kekerenan filmnya.
Sebenarnya plot film-nya basic banget. Ted Logan (Reeves) dan Bill Preston (Alex Winter) harus menjelajah ke masa lampau untuk menemukan artefak atau atribut bersejarah otentik untuk dijadikan bahan presentasi pelajaran sejarah mereka di sekolah.
Namun dikarenakan karakter keduanya adalah tipe murid pemalas yang hanya doyan main dan “high” terus-terusan, alhsil membuat kisah yang biasa tersebut, menjadi jauh lebih menarik.
Belum lagi keduanya sering banget memanggil satu sama lain dengan panggilan “dude” dengan aksen serak-serak stoner-nya itu, tak ayal membuat filmnya menjadi cult classic hingga detik ini.
Atas kesuksesan film pertamanya, tak heran filmnya pun merilis kedua sekuelnya, Bill & Ted’s Bogus Journey (1991) dan Bill & Ted: Face the Music yang sedianya akan dirilis bulan Agustus 2020 mendatang.
28. Indiana Jones and the Temple of Doom (1984)
Memasuki dekade 80-an, nama dan sosok Harrison Ford, tak dipungkiri sangat booming.
Selain perannya sebagai Han Solo di Star Wars, aktor yang selalu terlihat menggerutu ini, juga ngetop melalui perannya sebagai si arkeolog badass di 3 film pertama Indiana Jones di dekade ini.
Namun dari ketiganya, tak dipungkiri adalah film keduanya inilah yang paling keren. Selain storyline ber-elemen mistis yang sangat menarik, film ini juga menampilkan karakter cilik yang kerennya sangat membantu Indy di petualangannya, Short Round (Jonathan Ke Quan).
27. Ghostbuster (1984)
Di dekade 70 dan 80-an, umumnya film horor ya horor, film komedi ya film komedi. Namun semuanya berubah ketika film ini dirilis di tahun 1984.
Ditulis oleh pemeran Ray Stantz dan Egon Spengler-nya, Dan Aykroyd dan (alm) Harold Ramis, Ghostbusters sukses menjadi film horor komedi pertama yang sukses di mancanegara.
Selain dikarenakan faktor kisahnya yang enteng dicerna, akting keren dari seluruh aktornya, tentunya kesuksesannya jugalah dipengaruhi oleh soundtrack-nya yang sangat ikonik itu. “Who you gonna call Chillers?” GHOSTBUSTERS!
26. A Nightmare on Elm Street (1984)
Di tahun 1980-an, genre horor menyuguhkan audiens-nya dengan suguhan yang bernuansa slasher dan agak konyol.
Nah film milik Wes Craven ini, ketika dirilis sukses menggabungkan kedua elemen tersebut dan sukses menjadi salah satu tidak hanya film horor, namun juga film 80-an yang paling sukses.
Selain konsep “tewas di dalam mimpi, tewas juga di dunia nyata” nya yang sangat fresh adalah akting keren Robert Englund sebagai si karakter villain ikoniknya, Freddy Krueger, yang membuat A Nightmare on Elm Street menjadi laku keras.
25. Footloose (1984)
Selain coming of age, dekade 80-an, juga merupakan dekade-nya genre film-film dansa terlebih, break dance.
Namun dari semuanya, tetap bagi kami adalah film yang dibintangi oleh Kevin Bacon (Flatliners, X-Men: First Class) inilah yang paling jawara.
Tidak hanya dikarenakan plot pelarangan (ban) dansa di sekolahnya yang snagat mencerminkan sifat pemberontak (rebel) remaja di dekadenya, Footlose juga sukses mempopulerkan break dance dengan soundtrack-nya yang sangat ikonik itu.
24. Child’s Play (1988)
Kalau dipikir, film horor yang menampilkan boneka yang bisa membunuh itu ya konyol banget. Impossible lah bahas “jawa”-nya.
Tapi kenyataannya anggapan kita tersebut berhasil ditangkis habis-habisan oleh Don Mancini melalui karyannya ini.
Ide konyol tersebut, bisa ia ramu dengan sejenius mungkin hingga, si boneka sadis-nya, Chucky, bisa sukses menjadi mimpi buruk kita.
Versi reboot tahun 2019-nya, memang memiliki style tersendiri (baca: lebih mengedepankan aspek slash atau gore). Tapi yeah Chillers, tetap saja versi orisinilnya ini yang paling keren.
23. The Untouchables (1987)
Pasca kesuksesan dua film pertama The Godfather (1972-1974), banyak dari kita yang mengira kalau di dekade 80-an, tidak ada yang bisa menyaingi kekerenan film mafia tersebut.
Tapi pernyataan tersebut nyatanya salah besar. Dengan mengadaptasi buku biografi berjudul sama yang dirilis di tahun 1957, film mengenai dijatuhkannya raja mafia top, Al Capone (Robert DeNiro) ini, sukses menyaingi The Godfather.
Tentunya kesuksesannya dikarenakan pengarahan mumpuni Brian De Palma (Carrie) dan penampilan aktor-aktornya yang tidak perlu diragukan lagi kualitasnya, seperti Kevin Costner, Sean Connery, dan Andy Garcia.
22. Risky Business (1983)
Jauh sebelum film-film coming of age seperti: The Breakfast Club, St. Elmo’s Fire, menyerbu dekade ini, bisa dibilang semuanya dimulai dengan film yang membuat nama dan sosok Tom Cruise (Top Gun, Mission: Impossible) ini menjadi ngetop.
Oke, oke kita tahu bahwa alasan nama Cruise jadi top di film ini karena adegan dansa handuk mandi-nya yang diiringi oleh lagu “Old Time Rock N’ Roll” milik Bob Seger itu.
Tapi faktanya bukan hanya itu saja yang membuat film ini menjadi cult classic hingga detik ini. Risky Business sukses menjadi standar baku dari genre coming of age hingga ke depannya (khususnya di dekade 80-an).
Spesifiknya, film ini menampilkan kisah hidup remaja yang ingin merasa bebas dengan balutan materi yang bergelimang di sekitarnya yang walau menguntungkan, namun di saat yang sama juga bisa menghancurkan kehidupannya.
21. Big (1988)
Apabila Hanks kala itu tidak ditunjuk untuk berperan di film drama komedi ini, dijamin karir aktor yang baru-baru ini sembuh dari Covid-19 ini, tidak akan se-legendaris seperti sekarang.
Tak heran. Pasalnya di film ini, ia sukses menunjukkan skill dan range aktingnya yang luar biasa dengan memerankan 12 tahun Josh Baskin yang memiliki tubuh orang dewasa.
Hanks sukses banget memperlihatkan inner child-nya yang alhasil membuatnya terlihat sebagai salah satu aktor yang paling adorable hingga detik ini.
20. Aliens (1986)
Film Alien (1979) tak dipungkiri merupakan pencapaian gempuran dari genre horor di era-nya. Well, hingga detik ini juga sih.
Nah, melihat betapa sempurnanya film yang disutradarai oleh Ridley Scott tersebut, gak heran jikan banyak yang lumayan skeptis dengan sekuel-nya ini.
Tapi ketika akhirnya dirilis, ke-skeptisan tersebut berubah menjadi tepuk hormat yang tiada habisnya. Pasalnya, Aliens, sukses menyajikan sekuel yang sangat enjoyable.
Memang tidak setegang film pertamanya dan terlalu “rame” daripada film pendahulunya yang lebih seram nan isolatif. Tapi setidaknya, Aliens masih sukses menyenangkan seluruh fans-nya kala itu.
19. War Games (1983)
Mungkin kalau disaksikan lagi atau didengar lagi saat ini, seluruh tampilan dan plot film yang dibintangi oleh Matthew Broderick (Ferris Bueller’s Day Off) dan Ally Sheedy (The Breakfast Club) ini terlihat sangat kuno.
Tapi ya mau diapakan lagi bukan? Dekade 80-an memanglah awal dekade seluruh manusia di muka bumi ini baru “kenalan” dengan yang namanya komputer. Pokoknya yang namnya komputer sangat keren nan canggih banget.
Ya wajar dan memang benar juga logikanya. Alhasil dengan mind-set seperti itu, tidak heran jika kemudian setiap film yang melibatkan komputer pasti akan banyak disaksikan. Apalagi jika filmnya benar-benar menampilkan kecanggihannya dengan sangat canggih seperti WarGames ini.
Maka seklai lagi, tak heran bukan jika kemudian film ini hit banget kala itu?
18. The Terminator (1984)
Sama persis dengan pernyataan War Games di atas, tak heran jika film yang mengorbitkan nama Arnold Schwarzenegger (Conan the Barbarian) ini begitu dicintai.
Film ini pada esensinya mengisahkan peperangan teknologi antara cyborg dengan manusia dengan bumbu perjalanan balik waktu (time-travel). Well, kurang canggih apalagi bukan?
Ditambah lagi penampilan Linda Hamilton (The Stone Boy) sebagai ibunda dari calon pemimpin pemberontak, John Connor, Sarah Connor, sangat epik. Sehingga tak heran jika film karya James Cameron (Avatar) ini kala itu sangatlah keren nan ikonik.
17. When Harry Met Sally (1989)
Film komedi romantis tak dipungkiri merupakan genre yang sangat tricky. Pasalnya kalau tidak ada elemen menariknya, dijamin filmnya akan membosankan atau tidak lebih dari film-film rom-com lainnya.
Untunglah film yang dibintangi oleh Billy Crystal (The Princess Bride) dan Meg Ryan (Joe VS The Volcano) menyadari akan aspek tersebut.
Alhasil, dengan penampilan sekaligus chemistry super charming dan naskahnya yang sangat witty, membuat When Harry Met Sally sukses menjadi salah satu film rom-com terikonik hingga detik ini.
16. Terms of Endearment (1983)
Diadapatsi dari nocel berjudul sama karya Larry McMurtry yang dirilis di tahun 1975, yang membuat film coming of age ini begitu keren, bukan hanya penampilan keren seluruh bintangnya saja.
Pengarahan James L. Brooks (As Good As it Gets) yang sangat paham nan jenius banget, sukses membuat kita sebagai audiens, benar-benar invest dengan perjalanan naik-turunnya hubungan antara si ibu-anak, Aurora Greenway (Shirley MacLaine) dan Emma Horton (Debra Winger).
15. Star Wars Episode 6: Return of the Jedi (1983)
Yap. Oke. Kami terima banget kalau Chillers kini sedang menghidupkan lightsaber dan ingin segera memukul kami dengan pedang sinar kalian.
Kami sadar kok bahwa Star Wars Episode 5: The Empire Strikses Back (1980) lebih disukai oleh hampir seluruh orang di dunia ini. Tapi sekali lagi, daftar ini bersifat subyektif.
Sehingga walau kami juga menyukai episode 5 dengan twist “aku babemu” itu, kami pada akhirnya lebih memilih episode ke 6 ini. Mengapa? Entahlah Chillers. Kami merasa Return of the Jedi terlihat dan terasa lebih fun saja.
Secara cerita lebih ringan dicerna (bukan berarti plot kisahnya buruk ya!), dan juga pemilihan palet warnanya juga keren sehingag, membuat filmnay terlihat sangat colorful.
14. Fast Times at Ridgemont High (1982)
Bisa dikatakan film yang disutradarai oleh Amy Heckerling (Johnny Dangerously) inilah yang dianggap sebagai film yang mempopulerkan genre coming of age di dekade ini.
Selain kisahnya yang simpel, Fast Times at Ridgemont High juga menampilkan banyak momen-momen ikonik yang mana salah satunya, adegan keluar kolam renang seksi yang dilakukan Linda Barrett (Phoebe Cates).
Juga tak ketinggalan, penampilan mencuri perhatian aktor legendaris, Sean Penn (Mystic River) sebagai sosok stoner slacker gokil, Jeff Spicoli.
13. Sixteen Candles (1984)
Jauh sebelum keduanya beradu akting di The Breakfast Club (1985), The Sixteen Candles, merupakan pertemuan pertama antara Molly Ringwald dan Anthony Michael Hall.
Walau sama seperti di film ikonik tersebut, keduanya juga tidak berjodoh atau berpasangan, namun tak dipungkiri kalau Sixteen Candles merupakan salah satu film arahan John Hughes (The Breakfast Club) yang sukes me-modernisasi genre coming of age.
Siapa sangka hanya gara-gara seluruh keluarga lupa dengan ulang tahun ke-16 nya, filmnya menjadi se-keren dan se-legendaris ini?
12. Rain Man (1988)
Menampilkan film yang mana karakter utamanya adalah seorang autistik memang sangat riskan banget. Salah set, dijamin langsung membuat film dan seluruh pembuatnya menjadi kacau tak karuan.
Untungnya film arahan Barry Levinson (Good Morning Vietnam) ini tahu akan hal tersebut sehingga, Rain Man terlihat sangat fun, namun di saat yang sama tetap mengoyak seluruh emosi kita.
Perasaan tersebut semakin terasa banget dengan penampilan super memukau dari kedua aktor kawakan utamanya: Tom Cruise (Top Gun) dan Dustin Hoffman (Tootsie).
11. Pretty in Pink (1986)
Kerap dianggap sebagai “trilogi penutup” dari Molly Wingwald di pertengahan 80-an, Pretty in Pink ketika dirilis sangatlah mencuri perhatian.
Kisah asmara segitiga yang ditampilkan sukses menjadi template kisah serupa di film dan TV ke depannya. Oh ya Chillers yang fanboy Arrowverse, yang baju kuning itu adalah Jon Cryer alias Lex Luthor di Supergirl.
10. Raging Bull (1980)
Pasca kesuksesan dua film Rocky pertama, Hollywood tak dipungkiri mencium keuntungan berlimpah ruah dari genre tinju.
Alhasil tepat memasuki tahun 1980, film yang diadaptasi dari buku memoir petinju Jake LaMotta, Raging Bull: My Story (1970) inipun dirilis.
Dan hasilnya, sama seperti Rocky, Raging Bull, menjadi film tinju yang paling sukses banget di Hollywood.
Kesuksesan tidak hanya dikarenakan pengarahan Martin Scorsese (Taxi Driver) yang apik saja, namun tentunya juga dikarenakan penampilan mengagumkan dari Robert DeNiro (The Godfather Part II, Casino) yang mengagumkan sebagai LaMotta-nya yang nama depannya diganti dengan nama Joey.
9. Wall Street (1987)
Selain seperti yang dikatakan faktor komputer (PC) yang dianggap canggih di dekade ini, dekade 80-an jugalah dekade dimana golongan pebisnis (biasa disebut sebagai yuppie) dianggap sosok paling keren.
Pokoknya kalau melihat pria yang berdasi, rambut klimis, dan tentunya membawa handphone yang sekali nimpuk seekor anjing langsung semaput, maka ia dianggap keren, tajir, dan pekerja keras.
Apalagi kalau di perusahaan pusat perdagangan mata uang dan saham dunia seperti Wall Street. Nah dikarenakan fakta tersebut plus, untuk menghormati sang ayah, Lou Stone yang juga dulu broker saham di Wall Street, alhasil film inipun dibuat.
Dan ketika kita menyaksikan filmnya, terlihat sekali kalau Stone memang tidak main-main dalam memberikan tribute ke ayahnya tersebut.
Stone sukses mempopulerkan bisnis di Wall Street namun di saat yang sama, tetap menampilkan berbagai realita pahit yang bisa didapatkan oleh mereka yang memutuskan untuk terjun ke dalam bisnisnya.
Akting Michael Douglas sebagai Gordon Gekko, kian sukses mengeksploitasi realita yang ada tersebut.
8. St. Elmo’s Fire (1985)
Dirilis 5 bulan setelah The Breakfast Club, film yang menampilkan 3 bintang di film tersebut: Emilio Estevez, Aly Sheedy, dan Judd Nelson, St. Elmo’s Fire mungkin tidak memiliki kualitas sekelas The Breakfast Club.
Namun, film arahan Joel Schumacher (yap si sutradara Batman & Robin yang itu!) ini, sukses menampilkan realita kisah afterlife dari mereka-mereka yang baru saja lulus SMA.
Tidak ingin berpisah dengan geng teman sekolah kita, CLBK, tidak bisa melupakan mantan, NARKOBA, susha mendapatkan kerja, semuanya digambarkan dengan se-realistis mungkin di filmnya ini.
Oh ya, jangan lupakan juga dengan soundtrack-nya yang tidak kalah ikoniknya itu.
7. Some Kind of Wonderful (1987)
Status sosial dan prefrensi seksual di dekade 80-an masih dianggap sebagai subyek yang super sensitif bahkan, tabu banget.
Namun bukan John Hughes namanya kalau tidak berani menyebrang ke rana tabu tersebut.
Menampilkan cinta segitiga antara 2 kelas ekonomi berbeda yang mana salah satunya dianggap lesbian, Some Kind of Wonderful sukses menjadi drama remaja paling provokatif di masanya.
6. The Shining (1980)
Apakah kami harus menjelaskan lagi mengapa film horor adapatsi novel Stephen King ini tiada habisnya dipuja-puja?
Rasanya sudah paham bukan? Yang jelas The Shining sukses mendefinisikan genre psychologiocal horror dengan sebagaimana mestinya (baca: merinding dan gila).
5. The Breakfast Club (1985)
Setelah di poin-poin sebelumnya terus disinggung, akhirnya kita membahas juga salah satu film yang tidak hanya mendobrak genre coming of age, namun juga merevolusi sinema secara signifikan.
Kalau disaksikan memang, film arahan John Hughes ini tidak lebih dari kebanyakan film drama remaja kala itu.
Tapi yang membuat The Breakfast Club berbeda, adalah kehebatan Hughes dalam menampilkan plot-nya secara penuh terlepas set latarnya cukup minimalis.
Di tangannya, 5 siswa SMA yang menjalani kelas hukuman di hari Sabtu ini, sukses menampilkan latar belakang masing-masing karaternya, kenakalan yang mereka buat, gangguan mental (mental illness) yang dimiliki kelimanya, serta dinamika interaksi gokil diantara kelimanya.
Oh ya, jangan lupakan juga kemumpunian Hughes dalam memberikan pembagian porsi seimbang terhadap kelima aktornya yang mana hingga detik ini (bagi kami) baru hanya bisa dilakukan ulang oleh Joss Whedon di Marvel’s The Avengers (2012).
4. E.T (1982)
Selain homoseksual, AIDS, dan kiamat, Alien, adalah hal yang menjadi paranoid di dekade ini.
Ya siapa sih yang ingin menjadi korban penculikan mahluk asing ini?
Melihat paranoia yang berkepanjangan ini, alhasil sutradara Steven Spielberg (Jurassic Park) pun berinisiatif untuk meringankan paranoia nya dengan merilis film drama keluarga yang sangat menghangatkan hati ini.
Unik, lucu, revolusioner, dan tentunya mengharukan di penghujungnya, E.T tak dipungkiri merupakan film sci-fi keluarga terkeren sepanjang masa.
3. Blade Runner (1982)
Di kala Star Wars masih dianggap sebagai film sci-fi Harrison Ford yang sempurna, datanglah Ridley Scott (Alien) yang mengajak Ford untuk memerankan mantan polisi di tahun 2019 ini (wah tahun lalu dong?).
Dan hasilnya? Walau hingga detik ini masih banyak yang kurang suka dan banyak juga yang masih memperdebatkan apakah Deckard (Ford) adalah Replicant atau manusia, Blade Runner tetaplah dianggap pencapaian sempurna di genre sci-fi.
2. Back to the Future 1 & 2 (1985, 1989)
Setelah berdekade-dekade mengkhayalkan bagaimana rasanya jika kita bisa kembali ke masa lampau atau masa depan, akhirnya di tahun dimana band Rock Queen, mencuri perhatian di mega konser Live Aid, fantasi tersebut, berhasil terwujudkan.
Dan perwujudannya tentu melalui kedua film yang mempopulerkan aktor muda, Michael J. Fox (Family Ties) ini.
Memang secara teknis The Terminator telah menampilkan konsep Time Travel-nya, tapi Back to the Future, sukses menyempurnakannya lebih jauh lagi.
Penyajiannya pun sangat ringan dan yang terpenting fun. Sehingga kita sebagai audiens, tidaklah harus sampai pusing banget ketika mendengarkan penjelasan Doc Brown (Christopher Lloyd) tentang flux capacitor yang mumet itu.
1. Ferris Bueller’s Day Off (1986)
Ke-4 film sebelumnya di daftar ini bisa dikatakan sangat layak juga dianggap sebagai fim terkeren di dekade 80-an. Tapi ya mari kita jujur-jujuran saja deh.
Secanggih-canggihnya Back to the Future dan se-memorable nya The Breakfast Club, keduanya bukanlah si anak SMA karismatik ini.
Karisma Mathhew Broderick yang tiada duanya, sukses meningkatkan charmness level yang dimiliki film karya John Hughes ini (yap Hughes adalah nama besar di dekade 80-an) ke level yang benar-benar tiada tara.
Pasca menyaksikan filmnya ini, tak heran jika kala itu banyak remaja yang jadi ingin membeli mobil mewah, dan hanya ingin bolos nan santai di rumah tanpa memikirkan konsekuensi real-life apapun lagi.
Oh ya, jangan lupakan juga keseringan pemecahan dinding keempat (breaking the 4th wall) terutama, di ending-nyayang sukses merevolusi habis-habisan keseluruhan industri film-nya itu.
Nah, dari 30 film rilisan dekade 80-an ini, yang manakah yang menurutmu paling keren?