Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
  • Login
  • Register
No Result
View All Result
Cineverse
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech
No Result
View All Result
Cineverse

25 Lagu One-Hit Wonder Terkeren Dekade 60-an

Marvin Emir by Marvin Emir
October 10, 2019
in Hype
Share on FacebookShare on TwitterShare on Whatsapp

Istilah “one hit wonder” mengacu pada sebuah band atau seorang musisi yang hanya dikenal melalui satu lagu terkenalnya saja terlepas, ia mungkin memiliki rilisan lagu yang berjumlah puluhan.

Beberapa menganggap hal ini sangat miris. Bayangkan saja Chillers, sudah membuat dan merilis lagu banyak-banyak, namun si band atau penyanyi hanya dikenal melalui satu lagu itu saja. Tentunya menyakitkan bukan?

Nah faktanya, fenomena satu lagu hit ini sudah eksis bahkan sejak era awal musik sekitar dekade 20 dan 30-an. Namun tenang Chillers. Kami tidak akan memulai rangkaian seri daftar ini dari dekade yang super jebot tersebut.

Dan tanpa perlu panjang lebar lagi, mari kita kick-off rangkaian seri daftar one-hit wonder ini dengan 25 one-hit wonder yang super keren nan ngetop di dekade penyempurnaan Rock N’ Roll dan awal ketenaran genre psychedelic, 1960-an.

Seperti biasa daftar ini bersifat subyektif.

Merrilee Rush & the Turnabouts – Angel of the Morning (1968)

Sebelum di-cover oleh banyak musisi yang salah satunya Juice Newton di tahun 1981, adalah Merrilee Rush and the Turnabouts yang pertama kali mempopulerkan lagu ini.

Salah satu aspek yang membuat lagu ini begitu ngetop adalah bagian refrain-nya yang saking catchy dan ngetopnya. Di-sampling oleh penyanyi R&B top, Shaggy di lagu hit-nya kala itu, “Angel” (2001).

The Surfaris – Wipe Out (1962)

Kami yakin bahwa banyak dari kita yang mendengar lagu instrumen ini di iklan program game show bernama sama alias, Wipe Out. Dan ya tak dipungkiri dengan judul yang sama, lagu instrumen miliki The Surfaris ini terdengar super cocok dengan konsep programnya.

Tak mengherankan apabila nomor instrumentasi ini sangat hit hingga beberapa dekade kemudian. Pasalnya track instrumentasi ini memiliki komposisi yang sangat catchy nan beracun di kedua telinga.

Terlebih, bersama dengan lagu-lagu milik grup The Beach Boys, “Wipe Out” sukses menjadi track wajib bagi mereka-mereka yang senang atau memang berprofesi sebagai peselancar (surfer).

Wayne Cochran – Last Kiss (1961)

Ketika dirilis, lagu ini lumayan membaut pendengar bingung dan bahkan tak sedikit yang protes. Pasalnya, walau lagu ini terdengar upbeat nan catchy, lirik lagu ini mengisahkan tragedi kematian tragis seorang gadis akibat kecelakaan mobil fatal.

Logikanya, mengapa dengan lirik lagu sekelam itu, musiknya malah terdengar catchy? Tapi ya itulah musik, sangat abstrak. Walau dengan seluruh kontroversi tersebut, toh sekitar 38 tahun kemudian, lagu ini ditampilkan ulang oleh band grunge influensial 90-an dari Seattle, Pearl Jam.

Dan melalui vokal Eddie Vedder yang rapuh dan aransemen ulang yang jauh lebih balada tragis, akhirnya “Last Kiss” bisalah terdengar seperti seharusnya.

The Shirelles – Baby It’s You (1961)

Untunglah lagu milik The Shirelles ini kala itu sangat terkenal dan menjadi one-hit wonder. Karena kalau tidak, mustahil banget grup Rock N’ Roll pionir, The Beatles, bisa mempopulerkannya kembali 2 tahun kemudian yang alhasil, melahirkan fenomena Beatlemania.

Matt Monro – Born Free (1966)

Merupakan soundtrack dari film berjudul sama yang juga dirilis di tahun yang sama juga, “Born Free” tak dipungkiri merupakan salah satu lagu oldies yang sangat abadi hingga detik ini.

Tentunya salah satu faktor utamanya adalah dikarenakan tarikan vokal Monro yang terdengar sangat khas itu. Alhasil, tak mengherankan juga apabila lagu ini di perhelatan Academy Awards / Oscar tahun 1967, sukses membawa pulang penghargaan Best Original Song.

The Drifters – Under the Boardwalk (1964)

Dengan opening bass dan geretan guiro-nya yang langsung terngiang di kedua telinga, tidak membutuhkan ahli atau jenius musik untuk memprediksikan kalau lagu ini, akan menjadi super hit.

Ditambah lagi dengan liriknya yang nakal nan sugestif, tak mengherankan apabila tidak membutuhkan waktu lama untuk dinyanyikan ulang oleh nama-nama seperti: The Rolling Stones dan bahkan pemeran John McClane di film drama action Die Hard, Bruce Willis.

The Top Notes – Twist & Shout (1961)

Jauh sebelum dianggap sebagai lagu The Isley Brothers dan The Beatles, faktanya lagu berlirik ambigu ini merupakan lagu milik grup The Top Notes. Dan ketika dirilis, lagu ini langsung booming banget.

Selain dikarenakan komposisi musiknya yang catchy dan lirik yang penuh ambiguitas seksual, pada dasarnya, “Twist and Shout” memanglah enak banget untuk dinyanyikan.

The Temptations – My Girl (1964)

Dengan komposisi musik soul-nya yang catchy, tak mengherankan apabila “My Girl” langsung booming. Saking booming-nya, lagu ini bahkan kerap dijadikan sebagai pionir dari sound label musik kulit hitam legendaris, Motown.

Sayang walau sukses menjadi salah satu cetak biru musik Motown, The Temptations tidaklah bisa mem-follow up kesuksesan My Girl di tahun-tahun berikutnya.

Scott McKenzie – San Francisco (1967)

Walau 5 tahun sebelumnya vokalis Jazz, Tony Bennett sudah merilis lagu mengenai San Francisco, “I Left My Heart in San Francisco”, adalah lagu milik Scott McKenzie inilah yang lebih identik dengan lagu mengenai kota di California  ini.

Kyu Sakamoto – Sukiyaki (1961)

Jauh sebelum ketenaran “Kokoro No Tomo di akhir 80-an, adalah “Sukiyaki” milik Kyu Sakomoto yang sukses menjadi lagu Jepang pertama yang go international. Lagu ini sebenarnya berjudul “Ue o Muite Arukō”.

Dirubah judulnya menjadi “Sukiyaki” agar jauh lebih diingat oleh audiens internasional kala itu walau faktanya, liriknya lagunya tidaklah ada hubungan sama sekali dengan judul yang terinspirasi dari salah satu menu makanan tradisional Jepang tersebut.

Walau demikian, toh, “Sukiyaki” sekali lagi merupakan lagu Pop Jepang modern pertama yang sukses besar di tangga lagu internasional.

Tanpa “Sukiyaki”, seperti yang dikatakan di awal paragraph, sangatlah mustahil bagi aliran pop Jepang (J-Pop) untuk mempenetrasi pasar musik internasional.

The Troggs – Love is All Around (1967)

Lagu yang terinspirasi dari slogan milik kelompok amal gereja Kristen Protestan, Salvation Army ini, sukses bertengger di tangga lagu Billboard pertengahan tahun 1968.

Satu-satunya hit milik The Troggs, pada tahun 1994, lagu ini dinyanyikan ulang oleh grup Rock underrated asal Skotlandia, Wet Wet Wet yang kemudian, dijadikan soundtrack dari film drama komedi hit, Four Weddings and a Funeral (1994).

Procol Harum – A Whiter Shade of Pale (1967)

Lagu ini memang “tua”. Tapi kami yakin beberapa Chillers pernah setidaknya sekali mendengarkan lagu ini. Tak mengherankan. Pasalnya ketika dirilis, lagu ini sangatlah booming.

Lebih jauhnya, “A Whiter Shade of Pale”, hingga detik ini merupakan salah satu lagu yang sukses terjual hingga 10 juta kopi di seluruh dunia. Hmmm, tak buruk untuk lagu yang makna liriknya super ambigu dan masih diperdebatkan hingga 5 dekade lamanya.

The Tokens – The Lion Sleeps Tonight (1961)

Merupakan lagu daur ulang dari lagu berbahasa Zulu (salah satu bahasa nasional di Afrika) yang berjudul “Mbube” yang dirilis pada tahun 1939, “The Lion Sleeps Tonight” memiliki komposisi yang sangat unik nan keren.

Yang alhasil, membuat kita langsung serasa seperti sedang di hutan menyaksikan si singa yang buas itu, sedang tertidur lelap.

Lagu ini telah di-cover dalam berbagai versi dan tentunya, digunakan sebagai soundtrack yang mana salah satunya adalah film animasi Disney hit The Lion King (1994).

Dick Dale – Misirlou (1962)

Lagu instrumental ini sebenarnya merupakan daur ulang dari lagu folk asal timur tengah. Menurut sejarah yang tertulis, lagu ini diciptakan di sekitar tahun 1920-an walau sayangnya, tidak diketahui secara jelas siapa yang menciptakan dan pertama kali mempopulerkannya.

Walau demikian, toh ketika Dick Dale men-cover lagunya, “Misirlou” langsung booming banget yang sampai-sampai sutradara Quentin Tarantino (Once Upon in a Hollywood), menjadikannya sebagai soundtrack film hit-nya, Pulp Fiction (1994).

The Trashmen – Surfin’ Bird (1963)

Kami yakin banyak dari Chillers yang pertama kali mendengarkan lagu ini ketika dinyanyikan oleh karakter animasi Peter Griffin di musim 7 seri komedi animasi hit, Family Guy di tahun 2008.

Dan untunglah pengisi suara, Seth MacFarlane sangat cocok, keren, dan konyol dalam menyanyikannya yang alhasil membuat lagu ini langsung terdengar sangat catchy di telinga.

The Cascades – Rhythm of the Rain (1962)

Sebelum vokalis asal Australia, Jason Donovan, mendaur ulang lagunya di tahun 1990, adalah grup tahun 60-an ini yang pertama kali menyanyikannya.

Dengan efek bunyi hujan turunnya, alhasil membuat siapapun yang mendengar menjadi merindukan datangnya rintik-rintik hujan.

Apalagi kalau didengarkan di musim kemarau panjang ini, semakin kepingin banget jadinya.

Shocking Blue – Venus (1969)

Banyak generasi modern (80-an hingga sekarang) yang mengetahui lagu ini ketika trio Pop-Disko, Bananarama, menyanyikan ulang lagunya di tahun 1986. Namun adalah grup Rock asal Belanda inilah yang pertama kali membuat kita menggoyangkan badan kita.

Dengan fusion antara genre soul, pop, R&B, dan sedikit psychedelic, tak mengherankan jika “Venus” sukses menjadi salah satu one-hit wonder paling abadi hingga detik ini.

The Animals – The House of the Rising Sun (1964)

“The House of the Rising Sun” sebenarnya adalah lagu tradisional (folk) yang menurut kabar telah eksis semenjak abad 16. Namun bisa dikatakan lagu ini barulah populer ketika grup asal Inggris The Animals, menyanyikan ulang lagunya.

Namun cukup disayangkan bahwa grup ini tidak bisa mem-follow up kesuksesan daur ulang hit-nya tersebut yang alhasil, membuat The Animals kala itu gagal untuk bersaing dengan The Beatles, The Rolling Stones, bahkan The Beach Boys.

Del Shannon – Runaway (1961)

Diciptakan di masa era Rock N’ Roll sedang booming-booming nya, salah satu elemen yang membuat “Runaway” begitu hit dan keren adalah suara falsetto Shannon yang sangat unik dan lumayan gampang untuk ditiru oleh kita-kita.

Tanpa nada falsetto khas-nya tersebut, “Runaway” bisa dipastikan tidak akan bisa se-terkenal dan se-abadi hingga detik ini.

The Monkees – I’m a Believer (1966)

Salah satu pionir lagu ber-genre bubblegum pop, lagu milik The Monkees ini langsung melesat pesat ketika dirilis di tahun 1966.

Walau lirik pengagungannya terhadap wanita yang dicintai terdengar dan terasa terlalu berlebihan, tak dipungkiri bahwa “I’m a Believer” adalah salah satu one-hit wonder yang paling dicintai semua orang hingga detik ini.

The Archies – Sugar, Sugar (1969)

Satu lagi lagu ber-genre bubblegum pop super ngetop sepanjang masa, The Archies sebenarnya merupakan band fiksi (baca: animasi) yang terdapat di seri aimasi hit 60-an, The Archie Show.

Dan “Sugar, Sugar” merupakan salah satu soundtrack yang terdapat di serinya. Dengan intro bass dan keyboard-nya yang super catchy serta tentunya, lirik yang langsung melekat di kepala, sekali lagi tak mengherankan apabila lagu ini menjadi begitu abadi hingga detik ini.

Skeeter Davis – The End of the World (1962)

Kalau dibaca-baca dan didengar-dengar lagi lirik lagunya, tak dipungkiri lagu beraliran Pop Country ini memiliki lirik yang sangat berlebihan. Logikanya, apakah memang setelah kita putus dengan pacar, tiba-tiba hari kiamat datang?

Oke-oke semuanya memang metafora. Tapi tetap saja terdengar berlebihan banget. Walau demikian, tak dipungkiri bahwa lagu milik Skeeter Davis ini sangat hit dan hingga detik ini, menjadi lagu yang langsung terngiang di kepala ketika mendengar nama penyanyi yang bernama asli Mary Frances Penick ini.

Steppenwolf – Born to be Wild (1968)

Bisa dikatakan merupakan salah satu lagu metal pertama bersama dengan “Helter Skelter” milik The Beatles, “Born to be Wild” milik Steppenwolf, memiliki hook gitar yang sangat catchy dan terus melekat di kedua telinga.

Selain itu, tarikan vokal John Kay yang terdengar sangat santai namun tetap gahar, terdengar sangat intens yang alhasil, tak hanya membuat lagu ini langsung ngetop hingga detik ini, namun juga membuat kita yang mendengar langsung merasa macho sendiri.

Ben. E King – Stand By Me (1961)

Merupakan salah satu lagu yang paling banyak di-cover dalam berbagai versi, tak mengherankan. Pasalnya “Stand By Me” memiliki lirik yang mudah diingat dan musik yang sangat melekat di kepala seketika kita mendengar lagunya.

Dan ngomong-ngomong tentang lagunya yang sering dinyanyikan ulang, dengan komposisi musiknya yang terdengar sangat catchy nan ikonik, maka tidaklah mengherankan apabila lagu ini tetap terdengar enak saja di dalam versi cover manapun.

Frankie Valli – Can’t Take My Eyes Off You (1967)

Ayo acungkan tangan apabila ada Chillers yang belum pernah sama sekali mendengarkan lagu ini? Hmm, rasanya dari rasio 100%, hanyalah 0,0001% yang belum pernah mendengar alias, gak mungkin banget apabila belum pernah.

Pasalnya semenjak dirilis di tahun 1967, lagu ini booming banget. Lagu ini bahkan semakin populer ketika di tahun 1982, grup disko asal San Francisco, Boys Town Gang, meng-cover lagu ini dengan tidak kalah kerennya.

Walau Valli nantinya memiliki beberapa hit lain yang mana salah satunya adalah, “My Eyes Adored You” (1974), tetaplah “Can’t Take My Eyes off You” yang sangat melekat dengan diri mantan anggota grup vokal The Four Seasons ini.

Dari 25 lagu one-hit wonder 60-an ini, lagu manakah yang Chillers sukai?

Tags: 196060an60sangel of the morningBen. E KingFrankie Vallilagulove is all aroundMelali Newsmusikone-hit wonderSkeeter DavisSteppenwolfthe troggstwist & shout
Marvin Emir

Marvin Emir

"Life is always an unsolved mystery, so just embrace it to the fullest"

Related Posts

Madonna

Madonna Putuskan untuk Menyutradarai Film Biografinya Sendiri

August 1, 2022
Post Malone: Runaway

Trailer ‘Post Malone: Runaway’ Tampilkan Perjalanan Sang Artis

July 29, 2022
Moonage Daydream

Trailer ‘Moonage Daydream’, Warisan Menjanjikan David Bowie

July 29, 2022
Moonage Daydream

‘Moonage Daydream’, Dokumenter David Bowie Tetapkan Tanggal Rilis

July 13, 2022

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Cineverse

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Follow Us

  • Home
  • About Us
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik

  • Login
  • Sign Up
No Result
View All Result
  • Home
  • Movies
  • Series
  • Reviews
  • Hype
  • About Us
  • More
    • Games
    • Hobby
    • Lifestyle
    • Tech

© 2020 - 2022 Cineverse - All Right Reserved

Welcome Back!

Sign In with Facebook
Sign In with Google
OR

Login to your account below

Forgotten Password? Sign Up

Create New Account!

Sign Up with Facebook
Sign Up with Google
OR

Fill the forms below to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In