10 Subgenre Film Horor Yang Wajib Diketahui

Berbagai subgenre film horor telah berkembang seiring dengan perkembangan zaman

subgenre film horor

© Freepick

Menyambut bulan oktober adalah bulannya untuk genre film horor mulai bermunculan

Banyak dari penonton indonesia sangat mengidolakan dengan genre yang satu ini. Sebut saja KKN di Desa Penari (2022) yang menduduki peringkat pertama di box office Indonesia dan berlabel sebagai film dengan genre horor.

Namun, terlepas dari pembahasan akan box office di Indonesia, ada baiknya kita sebagai penonton juga mengikuti tentang perkembangan subgenre dari horor.

Kali ini Cineverse akan membahas 10 Subgenre Fillm Horor Yang Wajib Diketahui bagi kalian:

1. Analog horror‎

© Rasen Production Committee

Analog Horror umumnya ditandai dengan grafis dengan ketelitian rendah, pesan samar, dan gaya visual yang mengingatkan pada rekaman analog dan televisi akhir abad ke-20.

Hal ini dilakukan agar sesuai dengan latarnya, karena karya horor analog biasanya berlatar antara tahun 1960-an dan 1990-an. Nama analog horror berasal dari penggabungan estetika genre ini dengan elemen-elemen yang berkaitan dengan elektronik analog, seperti televisi analog dan VHS, yang terakhir adalah metode analog dalam merekam video.

Salah satu contoh film analog horror seperti, film The Ring (1998) atau Ringu, yang merupakan adaptasi dari film Jepang juga masuk dalam kategori ini.

Ceritanya berfokus pada sebuah video kaset VHS yang berisi rekaman misterius yang bisa menghantui dan membawa malapetaka kepada siapa saja yang menontonnya. Penggunaan teknologi analog dalam bentuk kaset VHS menjadi elemen kunci dalam cerita dan menciptakan atmosfer seram yang unik.

2. Body horror‎

© Metropolitan Filmexport

Menurut pakar film Linda Williams, Body horror termasuk dalam salah satu dari tiga gross genre (genre kotor) atau genres of excess (genre berlebih) yang juga mencakup pornografi dan melodrama.

Williams menulis bahwa keberhasilan Body horror diukur dengan sejauh mana sensasi penonton meniru apa yang terlihat di layar.

Misalnya, kita sebagai penonton mungkin mengalami perasaan teror melalui horor, simpati melalui melodrama, atau gairah seksual melalui pornografi.

Body horror secara khusus berfokus pada batasan dan kemampuan transformatif tubuh manusia.

Salah satu contoh film body horror seperti pada film Crimes of the Future (2022) yang disutradarai oleh David Cronenberg.

Ceritanya berfokus pada orang-orang yang mengambil dan menumbuhkan kembali organ tubuh sebagai bagian dari rutinitas seni pertunjukan futuristik, menampilkan gambaran mengerikan tentang obsesi manusia terhadap modifikasi kosmetik tubuh.

3. Comedy horror‎

© Warner Bros.

Comedy horror, juga dikenal sebagai komedi horor. Genre yang satu ini menggabungkan unsur komedi dan fiksi horor.

Comedy horror digambarkan dapat dikategorikan dalam tiga jenis yaitu:

  1. Black comedy: Gaya komedi yang meremehkan pokok bahasan yang umumnya dianggap tabu, khususnya pokok bahasan yang biasanya dianggap serius atau menyakitkan untuk didiskusikan.
  2. Parody: Parodi.
  3. Spoof: Mencuri struktur plot umum dari film yang mereka parodikan, menggunakan ini sebagai kerangka untuk membuat lelucon.

Sering kali genre ini lebih bersinggungan dengan genre black comedy. Comedy horror juga dapat memparodikan atau secara halus memalsukan dari klise horor sebagai sumber humor utamanya atau menggunakan elemen tersebut untuk membawa cerita ke narasi yang berbeda.

Salah satu contoh film Comedy horror seperti pada film House Party (2023) yang disutradarai oleh Calmatic.

Film ini merupakan remake dari film tahun 1990 dengan judul yang sama. Ceritanya berfokus pada dua pria yang dipecat dari pekerjaan mereka untuk membersihkan rumah yang berakhir dengan membersihkan rumah LeBron James.

Pada akhirnya, mereka memutuskan untuk mengadakan pesta besar Hollywood di rumah atlet tersebut untuk mendapatkan uang tunai dengan cepat.

4. Cosmis horror‎

© 20th Century Fox

Inti dari genre Cosmis horror adalah untuk mencapai titik akhir logis dari ketakutan akan hal yang tidak diketahui.

Untuk menghasilkan suatu pendapat di luar semua pertanyaan umum, sains tidak mempunyai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan bohong yang bahkan belum terpikirkan oleh umat manusia untuk ditanyakan. Cosmis horror mungkin sulit diceritakan karena memerlukan banyak faktor imajinasi.

Mendeskripsikan monster dari luar angkasa atau laut saja tidak cukup. Misalnya tentang monster Predator, berkisah tentang alien yang menentang ras umat manusia dan menimbulkan ancaman besar bagi umat manusia, tetapi Yautja tidak termasuk dalam kelompok Cthulhu dan kawan-kawan.

Godzilla adalah monster raksasa yang muncul dari laut, tapi semua orang tahu bagaimana Raja Monster diciptakan, hal ini tidak menantang pemahaman umat manusia tentang alam semesta. Perbedaan utama antara cosmis horror bukanlah pada monsternya, melainkan melihat reaksi, perpektif dan pendapat.

5. Horror Drama

© Paramount Pictures

Subgenre Horror drama, tetap mengedepankan aspek unusr drama pada pembuatan film horor tersebut.

Alih-alih mengkedepankan memasukan unsur horor didalam pembuatannya, namun kita sebagai penonton akan tetap merasakan unusr drama yang mendalam dalam subgenre ini.

Namun tetap untuk dikatakan sebagai subgenre horror drama, subgenre ini tetap memiliki unsur fiksi yang dimaksudkan untuk mengganggu, menakut-nakuti, atau menakut-nakuti.

Salah satu contoh film Horror Drama seperti film A Quiet Place (2018) yang disutradarai oleh John Krasinski.

Film ini berfokus pada kisah sebuah keluarga hidup dalam ketakutan. Mereka berusaha harus hidup dalam keheningan agar terhindar dari mahluk misterius.

6. Erotic Horror

© Alliance Communications

Erotic Horror juga disebut horror erotica (horor erotika) atau dark erotika (erotika gelap), adalah istilah yang diterapkan pada karya fiksi yang  menampilkan citra sensual atau unsur seksualnya dicampur dengan nuansa atau elemen cerita yang mengerikan demi rangsangan seksual.

Salah satu contoh film dari erotic horror seperti film Crash (1996) yang disutradarai oleh David Cronenberg.

Crash menjadi film yang terseksi yang pernah dibuat David Cronenberg, Crash adalah menceritakan sekelompok orang yang kecanduan ide dan sensasi kecelakaan mobil setelah nyaris lolos dari kematian untuk pertama kalinya. Mereka terus mencari pencapaian yang lebih tinggi, terlibat dalam suatu perilaku yang tidak masuk akal.

David Cronenberg membayangkan mobil sebagai perpanjangan logis dari tubuh manusia dan melakukan analisis psikologis terhadap individu-individu bejat yang kecenderungan seksualnya dicirikan oleh ketertarikan untuk melukai dan menghancurkan diri sendiri.

7. Ghost Story

© Warner Bros.

Subgenre genre ghost story adalah cerita apa pun yang melibatkan unsur supernatural dan hantu. Subgenre Ini juga merupakan dari subgenre fantasi dan misteri. Cerita hantu juga bisa berupa cerita yang terjadi berdasarkan premis bahwa hantu mungkin ada atau memang ada.

Ghost story mungkin juga melibatkan suatu tempat atau benda yang berhantu. Misalnya saja boneka atau cermin yang mistis. Rumah berhantu adalah salah satu contoh klasik. Mungkin ada lebih dari satu hantu, benda yang berhantu, atau sering kita lihat seperti kebanyakan adalah orang yang kerasukan di dalam rumah hantu.

Salah satu contoh film dari ghost story seperti film The Conjuring (2013) yang disutradari oleh Michael Chaves, James Wan.

The Conjuring menceritakan tentang sepasang suami istri Rod dan Carolyn menyadari bahwa keluarga mereka tengah diganggu oleh roh jahat – keduanya pun akhirnya meminta bantuan pada pasangan ahli supranatural untuk menyelidiki masalah ini.

8. Psychological Horror

© Paramount Pictures

Psychologica horror biasanya bertujuan untuk menciptakan ketidaknyamanan atau ketakutan dengan mengungkap kerentanan/ketakutan psikologis dan emosional yang umum atau universal dan mengungkap bagian gelap dari jiwa manusia yang mungkin ditekan atau disangkal oleh kebanyakan orang.

Ide ini disebut dalam psikologi analitis sebagai ciri-ciri bayangan dasar: kecurigaan, ketidakpercayaan, keraguan diri, dan paranoia terhadap orang lain, diri mereka sendiri, dan dunia.

Subgenre ini terkadang berupaya untuk menantang atau membingungkan pemahaman penonton terhadap narasi atau plot dengan berfokus pada karakter yang tidak yakin atau meragukan persepsi mereka tentang realitas atau mempertanyakan kewarasan mereka sendiri.

Persepsi karakter terhadap lingkungan atau situasi mereka mungkin terdistorsi atau menjadi sasaran delusi, manipulasi dari luar, atau pencahayaan gas oleh karakter lain; gangguan emosional atau trauma bahkan sampai kedalam tahap halusinasi atau gangguan mental.

Salah satu contoh film dari psychological horror bisa kita lihat pada film Smile (2022) yang disutradarai oleh Parker Finn.

Smile menceritakan tentang kejadian yang aneh yang melibatkan seorang pasien, Dr. Rose Cotter mulai mengalami kejadian menakutkan yang tidak bisa dia jelaskan. Rose harus menghadapi masa lalunya yang bermasalah, disamping itu Ia juga berusaha untuk bertahan hidup dan melarikan diri dari kenyataan baru yang mengerikan.

9. Science Fiction Horror

© Universal Pictures

Science fiction horror sering dikatakan sebagai  sci-fi horror adalah genre film yang menggunakan penggambaran fenomena spekulatif dan fiksi ilmiah yang tidak sepenuhnya diterima oleh sains, seperti makhluk luar angkasa, pesawat ruang angkasa, robot, cyborg, dinosaurus, mutan, perjalanan antarbintang, perjalanan waktu, atau teknologi lainnya.

Salah satu contoh film dari scienece ficiton horor bisa kita lihat pada film M3GAN (2022) yang disutradarai oleh Ben Milsom.

M3GAN bercerita tentang tentang seorang insinyur robotika di sebuah perusahaan mainan membuat boneka yang penampilannya seperti gadis kecil dan diprogram agar menjadi teman sekaligus penjaga bagi anak-anak. Sampai petaka dimulai saat boneka M3gan ternyata mulai hidup dan meneror penciptanya.

10. Horror Thriller

© A24

Pada subgenre yang satu ini sering kali timbul perdebatan, namun seiring perkembangan zaman akhirnya banyak film yang menggabungkan unsur horor dan thriller pada pembuatan film horor.

Secara umum, horor adalah genre yang menimbulkan rasa takut atau menyeramkan kepada penontonnya. Untuk mencapai respons ini, horor biasanya mengandalkan elemen ketakutan, kejutan, dan darah kental.

Genre horor berusaha meresahkan pemirsanya dengan mempermainkan ketakutan mereka yang paling dalam, baik ketakutan itu berakar pada pengalaman kehidupan nyata, takhayul, atau konsep yang lebih abstrak.

Berbeda dengan genre thriller biasanya lebih berdasarkan plot daripada horor, yang cenderung lebih lugas. Thriller sering kali bertempo cepat dan penuh aksi, menjadikannya untuk memacu adrenalin, sedangkan horor bisa berupa jumpscare yang bertempo cepat atau ketakutan yang mengerikan.

Salah satu contoh film yang menggabungkan kedua unsur ini bisa kita lihat pada film Talk to Me (2022) yang disutradarai oleh Danny Philippou dan Michael Philippou.

Selain 10 subgenre horor diatas sebenarnya subgenre horor masih banyak pembagiannya, akan tetapi 10 subgenre yang dibahas merupakan subgenre yang bisa dikatakan cukup populer di masa sekarang.

Kira-kira kalian suka subgenre horor bagian mana Cilers?

Jangan lewatkan berita menarik tentang film dan serial lainnya, hanya di Cineverse.

Exit mobile version