10 Film Adaptasi Layar Lebar Terbaik Agatha Christie

Menyambut A Haunting in Venice, ini dia film terbaik adaptasi layar lebar dari Agatha Christie versi Cineverse

murder on the orient express (1974)

© Paramount Pictures

Karya Agatha Christie banyak dialihwahanakan ke layar lebar. Lewat dua karakter ikoniknya Hercule Poirot, dan Jane Marple, novel-novelnya telah terjual lebih dari dua miliar eksemplar di seluruh dunia.

Menyambut kehadiran A Haunting in Venice yang merupakan adaptasi layar lebar terbaru dari karya Agatha Christie yang diputar serentak Rabu di Indonesia, Cineverse merangkum 10 film terbaik layar lebar yang diadaptasi dari karya Agatha Christie.

Karyanya banyak dipuji karena misteri yang ia tulis sangat menegangkan dan kisahnya yang berbelit-belit. Agatha Christie merupakan salah satu penulis paling sukses di abad ke-20 dengan menulis 66 novel detektif dan 14 cerita pendek, banyak di antaranya berkisar pada dua karakter paling ikoniknya: detektif Belgia yang unik dan berkumis, Hercule Poirot, dan detektif amatir Miss Jane Marple.

Menurut Rekor Dunia Guinness, daftar karya Christie telah membawanya menjadi penulis fiksi terlaris sepanjang masa, dengan novel-novelnya telah terjual lebih dari dua miliar eksemplar. Di layar lebar, lebih dari 30 film layar lebar telah diadaptasi dari karya-karyanya, banyak di antaranya merupakan kejayaan sinematik yang luar biasa.

Mungkin banyak di antara kita yang belum familiar dengan sejumlah film yang disebutkan Cineverse di bawah ini, karena banyak film adaptasi Agatha Christie yang disebutkan banyak diproduksi sebelum tahun 2000. Kita mulai dari urutan terbawah ya Cilers:

10. Death on the Nile (2022)

© 20th Century Studios

Film ini merupakan film kedua yang disutradarai dan dibintangi oleh Kenneth Branagh yang tetap berperan sebagai Hercule Poirot. Death on the Nile diangkat dari novel Agatha Christie tahun 1937 berjudul sama, dan merupakan adaptasi layar besar kedua setelah film orisinalnya dirilis pada tahun 1978.

Muncul sebagai sekuel dari Murder on the Orient Express (2017), film ini dibintangi oleh Branagh dan Tom Bateman yang masing-masing mengulangi peran mereka sebagai Hercule Poirot dan Bouc, bersama Annette Bening, Russell Brand, Ali Fazal, Dawn French, Gal Gadot, Armie Hammer, Rose Leslie, Emma Mackey, Sophie Okonedo, Jennifer Saunders, dan Letitia Wright.

Di situs agregator ulasan Rotten Tomatoes, 61% dari 288 ulasan kritikus adalah positif, dengan nilai rata-rata 5,9/10. Konsensus situs web tersebut berbunyi: “Death on the Nile yang sangat menghibur dimeriahkan oleh para pemain bintang dan kecintaan nyata sutradara Kenneth Branagh terhadap materi tersebut.”

Metacritic memberi film tersebut skor 52 dari 100, berdasarkan 51 kritik, yang menunjukkan “ulasan campuran atau rata-rata”. Penonton yang disurvei oleh CinemaScore memberikan film tersebut nilai rata-rata “B” pada skala A+ hingga F, sama seperti pendahulunya, sementara penonton di PostTrak memberikan skor positif 77%, dengan 57% mengatakan mereka pasti akan merekomendasikannya.

Death on the Nile pertama kali dirilis di beberapa pasar internasional pada tanggal 9 Februari 2022, dan di Inggris dan Amerika Serikat pada tanggal 11 Februari 2022, setelah beberapa kali penundaan akibat pandemi COVID-19. Film ini mendapat tinjauan beragam dari para kritikus dan meraup 137,3 juta dolar AS.

9. Murder on the Orient Express (2017)

© 20th Century Studios

Film ini merupakan adaptasi terbaru dari film dengan judul yang sama dan rilis pada tahun 1974. Murder on the Orient Express merupakan film pertama yang disutradarai dan dibintangi Kenneth Branagh yang berperan sebagai Hercule Poirot. Film ini diangkat berdasarkan novel Agatha Christie berjudul sama yang dirilis pada tahun 1934.

Plotnya tetap sama seperti aslinya, yaitu mengikuti Hercule Poirot, seorang detektif terkenal di dunia, saat ia menyelidiki pembunuhan di kereta mewah Orient Express pada tahun 1930-an.

Selain Branagh yang berperan sebagai Hercule Poirot, film ini juga dibintangi banyak bintang seperti Tom Bateman, Penélope Cruz, Willem Dafoe, Judi Dench, Johnny Depp, Josh Gad, Derek Jacobi, Leslie Odom Jr., Michelle Pfeiffer, dan Daisy Ridley.

Pengambilan gambar utama dimulai pada November 2016 di Inggris; ini adalah salah satu dari sedikit produksi dalam beberapa dekade terakhir yang menggunakan kamera film 65 mm.

Murder on the Orient Express ditayangkan perdana pada tanggal 2 November 2017 di Royal Albert Hall di London, dan dirilis di Britania Raya pada tanggal 3 November 2017, dan di Amerika Serikat pada tanggal 10 November 2017.

Murder on the Orient Express meraup pemasukan lebih dari 351 juta dolar AS di seluruh dunia dan menerima tinjauan beragam dari para kritikus, dengan pujian atas penampilan para pemain dan nilai produksi, namun beberapa kritik untuk skenario dan karena tidak menambahkan sesuatu yang baru pada adaptasi sebelumnya.

Pada agregator ulasan Rotten Tomatoes, film ini mendapat rating 61% berdasarkan 300 ulasan, dengan rating rata-rata 6,1/10. Konsensus kritis situs web tersebut berbunyi: “Produksi penuh gaya dan ansambel dipenuhi bintang menjaga Murder on the Orient Express ini tidak keluar jalur, meskipun tidak pernah bisa menyamai pendahulu klasiknya yang terkenal.”

Di Metacritic, film ini memiliki skor rata-rata 52 dari 100, berdasarkan 46 kritik, yang menunjukkan “ulasan campuran atau rata-rata”. Penonton yang disurvei oleh CinemaScore memberi film tersebut nilai rata-rata “B” pada skala A+ hingga F.

8. Murder Most Foul (1964)

© Metro-Goldwyn-Mayer

Film yang masih disutradarai George Pollock ini merupakan film ketiga dari empat film Miss Marple yang dibuat oleh Metro-Goldwyn-Mayer.

Diangkat dari novel Agatha Christie tahun 1952, Mrs McGinty’s Dead, film ini tetap dibintangi Margaret Rutherford sebagai Miss Jane Marple, Charles Tingwell sebagai Inspektur Craddock, dan Stringer Davis (suami Rutherford) sebagai Mr Stringer.

Ceritanya seolah-olah didasarkan pada novel Agatha Christie, tetapi mengubah aksi dan karakternya. Karakter Hercule Poirot digantikan oleh Miss Marple dan sebagian besar karakter lainnya tidak ada dalam novel.

Murder Most Foul mengisahkan saat Margaret McGinty, seorang pelayan bar dan mantan aktris, ditemukan gantung diri, dan penghuni penginapannya, Harold Taylor, yang tertangkap di tempat kejadian, tampaknya jelas-jelas bersalah.

Semua orang percaya bahwa ini adalah kasus yang terbuka dan tertutup, kecuali Miss Marple. Dia adalah satu-satunya yang bertahan di juri yang mengadilinya, yang menyebabkan siding dibatalkan karena tidak memenuhi suara bulat. Hal tersebut membuat Jane Marple menyelidiki kasus ini walaupun sempat ditentang Inspektur Craddock yang masih diperankan Charles Tingwell.

7. Murder, She Said (1961)

© Metro-Goldwyn-Mayer

Film ini dialihwahanakan dari novel Agatha Christie tahun 1957 berjudul 4.50 from Paddington, yang dibintangi oleh Margaret Rutherford sebagai Miss Jane Marple, salah satu detektif terkenal Agatha Christie lainnya selain Hercule Poirot.

Murder, She Said mengisahkan Jane Marple yang melihat seorang wanita muda yang dicekik saat kereta yang dinaikinya berbarengan dengan kereta di sebelahnya. Ketika polisi tidak mau menindaklanjuti laporannya, Jane Marple akhirnya memutuskan untuk melakukan penyelidikan sendiri.

Murder, She Said yang disutradarai George Pollock ini jauh lebih ringan dan berbau sedikit komedi. Walau begitu, penafsiran Pollock tetap menekankan ketegangan khas Agatha Christie dan para kritikus memuji film tersebut karena cara bercerita yang inventif, humor yang menawan, dan pandangan yang segar mengenai subjek tersebut.

Rutherford menggambarkan karakter Jane Marple dengan wibawanya dan agak nyentrik, dan bersikeras melawan apapun yang berusaha mengagalkan dirinya dalam mencari keadilan. Selain Rutherford, Murder, She Said juga dibintangi Arthur Kennedy, Muriel Pavlow, James Robertson Justice, dan Stringer Davis.

Walaupun Agatha Christie tidak menyukai adaptasi Murder, She Said, film ini berhasil mendapatkan keuntungan sebesar 342 ribu dolar AS dan memperoleh rating 83% di Rotten Tomatoes. Almar Halfidason, seorang kritikus film BBC, memberi film ini 4 dari 5 bintang, menyebutnya “sangat menyenangkan.”

6. Evil Under the Sun (1982)

© Universal Pictures

Film ini merupakan film yang dirilis pada tahun 1982 yang diangkat dari novel Agatha Christie tahun 1941 dengan judul yang sama. Evil Under the Sun disutradarai oleh Guy Hamilton yang popular karena sempat meyutradarai beberapa film James Bond seperti Diamonds are Forever (1971), Live and Let Die (1973) dan The Man with the Golden Gun (1974). Evil Under the Sun dibintangi Peter Ustinov yang berperan sebagai Hercule Poirot, detektif Belgia yang sebelumnya sukses ia perankan dalam Death on the Nile (1978).

Hercule Poirot kini memulai penyelidikannya ke sebuah resor di sebuah pulau saat ia menyelidiki berlian palsu milik seorang jutawan dan pembunuhan seorang aktris terkenal. Selain Ustinov, film ini juga dipenuhi bintang terkenal seperti Colin Blakely, Jane Birkin, Nicholas Clay, Maggie Smith, Roddy McDowall, Sylvia Miles, James Mason, Denis Quilley, dan Diana Rigg.

Penampilan luar biasa Peter Ustinov sebagai Hercule Poirot di Evil Under the Sun, menyebabkan aktor tersebut memerankan karakter tersebut empat kali lagi di film adaptasi Agatha Christie.

5. A Haunting in Venice (2023)

© 20th Century Studios

Film alih wahana Agatha Christie terbaru dari Kenneth Branagh ini terinspirasi oleh novel Agatha Christie yang terbit pada tahun 1969, Hallowe’en Party, dengan lokasi yang diubah dari Inggris menjadi Venesia pasca-Perang Dunia II, yakni pada tahun 1947, yang sangat berbeda jauh tampilannya dari dua film alih wahana yang pernah dibuat Branagh.

A Haunting in Venice yang bersetting 20 tahun setelah Death on the Nile, memang terlihat sangat gelap dan penuh nuansa horor di dalamnya. Palazzo tua yang dengan tone kelam dipadukan dengan pesta topeng anak-anak dan juga pemanggilan arwah, yang dilakukan pada malam hari.

Selain Branagh yang tetap menjadi Hercule Poirot, A Haunting in Venice juga dibintangi Michelle Yeoh, Tina Fey, Kelly Reilly dan Jamie Dornan.

4. And Then There Were None (1945)

© 20th Century Studios

Dialihwahanakan dari buku yang berjudul sama yang rilis pada tahun 1939, And Then There Were None disutradarai oleh René Clair pada tahun 1945. Film ini menceritakan kisah tentang 10 orang asing yang tidak saling mengenal satu sama lain, yang diundang ke sebuah rumah besar yang berada di sebuah pulau terpencil oleh tuan rumah misterius.

Nantinya mereka mendapati kalau mereka ternyata terbunuh secara mengerikan satu per satu. Saat mereka berusaha untuk tetap tenang, mereka semakin curiga satu sama lain dan menyadari bahwa sebenarnya ada seorang pembunuh di antara mereka.

And Then There Were None dibintangi aktor terkenal di masanya seperti Barry Fitzgerald, Walter Huston dan Louis Hayward, dan film adaptasi tersebut mendapat pujian kritis luas setelah dirilis, yang memuji ketegangan yang mendebarkan, penampilan Fitzgerald dan Huston yang luar biasa, dan naskahnya yang tajam.

The New York Times pun menulis tentang And Then There Were None, dengan mengatakan, “René Clair berhasil membuat sebuah film yang menarik dan telah mengarahkan pemeran yang bagus di dalamnya dengan humor dan sentuhan ringan yang mengerikan. Godaan terhadap hal-hal mengerikan dihilangkan dengan cerdas.”

Salah satu novel Agatha Christie terbaik (meskipun judul aslinya sangat rasis), And Then There Were None telah diadaptasi beberapa kali. Versi terbarunya dirilis lewat miniseri buatan Inggris tahun 2015, namun tetap saja versi René Clair di tahun 1945 tetap menjadi adaptasi terbaik.

3. Death on the Nile (1978)

© Paramount Pictures

Film ini merupakan film adaptasi pertama dari novel Agatha Christie yang dirilis pada tahun 1937 berjudul sama, yang disutradarai oleh John Guillermin dan diadaptasi oleh Anthony Shaffer.

Film ini menampilkan detektif Belgia Hercule Poirot, yang diperankan pertama kalinya oleh Peter Ustinov ditambah pemeran pendukung bintang seperti Maggie Smith, Angela Lansbury, Bette Davis, Mia Farrow, Jane Birkin, David Niven, George Kennedy, dan Jack Warden.

Death on the Nile merupakan kelanjutan dari film Murder on the Orient Express yang dirilis pada tahun 1974.

Dengan setting di Mesir pada tahun 1937, yang sebagian besar menampilkan kapal uap kuno di Sungai Nil. Berbagai pemandangan Mesir Kuno yang terkenal ditampilkan dalam film, seperti Great Pyramids, Sphinx, dan kuil di Abu Simbel dan Karnak, terkadang tidak berurutan (adegan perjalanan perahu dimulai dari Aswan, bergerak ke hilir ke Karnak, dan kemudian bergeser ke Abu Simbel).

Peter Ustinov mengambil alih peran Poirot setelah bintang sebelumnya Albert Finney menolak untuk memerankan, dengan produser Richard B. Goodwin berkomentar, “Poirot adalah bagian karakter jika memang ada, dan Peter adalah aktor berkarakter top.”

Death on the Nile kemudian memenangkan Academy Award untuk Desain Kostum Terbaik di Academy Awards ke-51 dan mendapat pujian luas, dengan misteri pembunuhan yang terhormat menonjol sebagai salah satu adaptasi Christie terbaik yang pernah dibuat.

Death on the Nile secara umum mendapat ulasan positif dari para kritikus film lebih dari 30 tahun kemudian. Film ini mendapat rating 78% di Rotten Tomatoes, berdasarkan 18 ulasan, dengan rata-rata rating 6,6/10.

2. Witness for Prosecution (1957)

© United Artists

Salah satu film terbaik pada masanya ini disutradarai Billy Wilder pada tahun 1957 yang menggambarkan upaya pengacara terkenal Sir Wilfrid Robarts saat ia membela kliennya Leonard Vole, yang diadili karena membunuh seorang wanita kaya.

Kasus ini berubah secara dramatis ketika istri Vole yang berhati dingin memutuskan untuk hadir melawannya di pengadilan. Wilder berusaha keras untuk merahasiakan akhir misteri, bahkan merahasiakan 10 halaman terakhir naskah dari para aktor hingga tiba waktunya untuk syuting adegan terakhir.

Di akhir film, sebuah pengisi suara bahkan mendorong penonton untuk tidak membocorkan kesimpulan tersebut kepada teman dan keluarga mana pun, karena ingin menjaga mistik seputar drama tersebut tetap utuh.

Film yang memiliki unsur komedi hitam suram dan film noir ini adalah sebuah drama ruang sidang yang berlatar di Old Bailey di London dan didasarkan pada drama tahun 1953 berjudul sama karya Agatha Christie. Film pertama yang diadaptasi dari cerita pendek Agatha Christie, Witness for the Prosecution diadaptasi ke layar lebar oleh Larry Marcus, Harry Kurnitz dan Wilder.

Witness for the Prosecution mendapat pujian dari para kritikus dan menerima 6 nominasi Academy Award, termasuk Film Terbaik. Film ini juga menerima 5 nominasi Golden Globes termasuk kemenangan Elsa Lanchester sebagai Aktris Pendukung Terbaik.

Selain itu, film tersebut terpilih sebagai drama ruang sidang terbaik keenam yang pernah ada oleh Institut Film Amerika untuk daftar 10 Top 10 AFI, dan Agatha Christie diyakini menganggapnya sebagai adaptasi terbaik dari karyanya.

1. Murder on the Orient Express (1974)

© Paramount Pictures

Ini dia film terbaik Agatha Christie yang diadaptasi ke layar lebar. Sebelum adaptasi Murder on the Orient Express karya Kenneth Branagh muncul pada 2017, ada masterpiece dari Sydney Lumet yang bertabur bintang film kelas A.

Tak main-main, bintang papan atas Hollywood seperti Lauren Bacall, Ingrid Bergman, dan Sean Connery, membintangi film yang mendapat banyak pujian ini. Selain ketiganya, film ini juga dibintangi bintang kenamaan seperti John Gielgud, Jean-Pierre Cassel, Vanessa Redgrave, Michael York, Rachel Roberts, Jacqueline Bisset, Anthony Perkins, Richard Widmark dan Wendy Hiller.

Albert Finney berperan sangat sempurna sebagai detektif ikonik Hercule Poirot. Poirot yang sedang bersantai dalam perjalanan pulang dengan menaiki Orient Express, terganggu istirahatnya ketika seorang miliarder yang tidak disukainya dibunuh dalam perjalanan.

Ia lantas memutuskan untuk menyelidiki kejahatan tersebut, dengan cepat menyadari bahwa banyak penumpang lainnya juga memendam niat buruk terhadap pria tersebut dan siapakah pelaku sesungguhnya itu yang menarik perhatian kita.

Adaptasi ini sukses secara kritis dan komersial, membuat Ingrid Bergman mendapatkan Academy Award karena penampilannya yang luar biasa, dan 5 nominasi Oscar. Film ini sangat menegangkan dan setia pada novel asli dari Agatha Christie.

Penulisnya bahkan memberikan persetujuannya untuk Murder on the Orient Express, suatu prestasi yang mengesankan karena Agatha Christie terkenal tidak menyukai sebagian besar adaptasi film dari karyanya selain Witness for the Prosecution.

Di Rotten Tomatoes, film ini mendapat rating 90% berdasarkan 41 ulasan, dengan rating rata-rata 7,8/10. Konsensus kritikus situs web tersebut berbunyi: “Pembunuhan, intrik, dan pemeran bertabur bintang menjadikan produksi Murder on the Orient Express yang penuh gaya ini salah satu adaptasi Agatha Christie terbaik yang pernah ditampilkan di layar lebar.”

Di Metacritic, ulasan ini memiliki skor rata-rata 63 dari 100, berdasarkan 8 kritik, yang menunjukkan “ulasan yang umumnya disukai”. Film tersebut tetap menjadi salah satu contoh sinematik terhebat dari karya Christie yang pernah ada dan sulit untuk ditandingi di masa kini.

Exit mobile version